Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Obat Mulas Famotidine Diuji untuk Pengobatan Covid-19 di New York

Para peneliti di New York sedang menguji Famotidine, obat mulas sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19.

Editor: bunga pradipta p
kompas
ILustrasin virus corona - Famotidine, Obat Mulas Diuji sebagai Pengobatan Covid-19 di New York 

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti di New York sedang menguji obat mulas sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19

Zat atau obat yang dimaksud, dikenal sebagai famotidine.

Majalah Science menerangkan, famotidine mengandung Pepcid, senyawa aktif dalam obat mulas.

Mengutip dari News Week, famotidine tersebut dijual bebas.

Sebuah tim Northwell Healt telah memberikan famotidine secara intravena kepada pasien Covid-19 yang kritis sejak 7 April 2020 sebagai bagian dari uji klinis. 

Baca: 22 Rumah Sakit di Indonesia Uji Klinis Empat Obat Covid-19, Remdesivir Masuk Kategori Potensial

Baca: China Lakukan Uji Klinis Kandidat Vaksin Corona Ketiga

ILustrasin virus corona - Famotidine, Obat Mulas Diuji sebagai Pengobatan Covid-19 di New York
ILustrasin virus corona - Famotidine, Obat Mulas Diuji sebagai Pengobatan Covid-19 di New York (kompas)

Lebih lanjut, dosis yang diterima oleh pasien yang sebagian besar menggunakan ventilator, sekitar sembilan kali lebih tinggi daripada dosis biasa untuk perawatan mulas. 

Peneliti tersebut mengatakan sejauh ini, 187 pasien Covid-19 telah terdaftar dalam uji coba.

Tim tersebut berharap untuk memasukkan hampir 1.200 orang secara total. 

Uji Coba Dilakukan Secara Acak

Lebih jauh, uji coba yang akan dilakukan secara acak dan double-blinded.

Penelitian ini juga telah disetujui oleh Food and Drug Administration.

Para ilmuwan menggunakan pengacakan dan pembutakan, di mana satu atau lebih pihak tidak mengetahui perawatan yang diterima pasien.

Dalam uji coba ini, famotidine diberikan dalam kombinasi dengan hidroksiklorokuin, obat antimalaria yang banyak dipuji.

Menurut Kevin Tracey, yang memimpin penelitian Northwell, hidroksiklorokuin dimasukkan karena jika tidak, mereka tidak akan mampu merekrut pasien yang cukup. 

Satu kelompok dalam penelitian ini diberikan famotidine dan hidroksiklorokuin, sementara yang lain hanya akan menerima hidroksiklorokuin.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved