Virus Corona
Teman Dekat Sekaligus Penyumbang Kampanye Trump Meninggal karena Corona
Seorang teman sekaligus penyumbang kampanye Presiden Amerika Serikat, Donald Trump meninggal dunia akibat Covid-19 atau atau Virus Corona.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang teman sekaligus penyumbang kampanye Presiden Amerika Serikat, Donald Trump meninggal dunia akibat Covid-19 atau atau Virus Corona.
Teman yang juga donor Trump itu bernama Stanley I Chera, seorang pengusaha real estate di New York.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), Senin (13/4/2020), berdasarkan laporan The Real Deal, Stanley dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu dalam usia 70 tahun.
Seorang pejabat Gedung Putih pada hari Minggu kemarin mengkonfirmasi identitas dan hubungan Chera dengan Trump.
Pejabat itu memberikan keterangan tentang persahabatan Chera dengan Trump, tetapi ia menolak identitasnya dipublikasikan.
Sebelumnya, baru-baru ini, dalam sebuah acara di Gedung Putih, Trump memceritakan tentang seorang temannya yang jatuh sakit karena Virus Corona.
Baca: Dulu Sumbangkan Gaji, Kini Kades di Wonosobo Hibahkan Lahan untuk Pemakaman Pasien Corona
Ia menyebut Corona yang telah membuat temannya sakit itu sebagai kejahatan.
Hal itu terjadi ada 29 Maret, lalu.
“Saya punya teman yang pergi ke rumah sakit tempo hari."
"Dia sedikit lebih tua, dan dia berat, tapi dia orang yang tangguh."
"Dan dia pergi ke rumah sakit, dan sehari kemudian, dia koma, ” kata Trump.
Dalam paparannya itu, Trump menyebut Corona sebagai virus jahat dan mengerikan.
“Kecepatan dan kejahatannya, terutama jika itu mendapatkan orang yang tepat, itu mengerikan. Benar-benar mengerikan," ujar dia.
Trump kemudian menyinggung beberapa temannya yang sakit akibat Corona.
"Saya punya beberapa teman yang sakit luar biasa," kata Trump.
“Kami pikir mereka akan tinggal sebentar. Dan, dalam satu kasus, dia tidak sadarkan diri, dalam keadaan koma," ujarnya.
Lewat pernyataanya itu, Trump meninggalkan kesan apa yang terjadi pada temannya mempengaruhi keputusannya dalam mengambil kebijakan tentang Corona.
Baca: Pandemi Corona, Bengkel Skuter Ini Wajibkan Motor Pelanggannya Ditinggal untuk Disinfektan
Namun, saat ditanya apakah kasus temannya itu telah mengubah pemikirannya tentang Corona, Trump mengatakan kebijakannya didasarkan pada statistisk dan meningkatnya jumlah kasus.
"Dia semacam casting sentral untuk apa yang kita bicarakan, dan itu memukulnya dengan sangat keras," kata Trump pada 1 April.
"Aku belum pernah melihat yang seperti ini."
Pada 2019, Trump memanggil teman dan donornya itu di Grand Rapids, Michigan.
Saat itu, Trump menyebut temannya itu pengusaha yang telah banyak melakukan pembangunan di dunia.
"Dia pria yang hebat, dan dia sudah bersama saya sejak awal," kata Trump.
Baca: Tak Minta Maaf, Pencuri Kotak Amal Ini Justru Mengaku ODP Corona Saat Dikerumuni Warga
Untuk diketahui, Amerika kini menjadi negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia.
Hingga saat ini, Negeri Paman Sam itu telah mencatat 560.433 kasus dengan kematian 22.115.
Pasien sembuh di Amerika per hari ini berada di angka 32.634.
(Tribunnews.com/Daryono)