Virus Corona
Sempat Anggap Enteng, Kini Donald Trump Akui Corona Virus yang Ganas
Pernyataan Trump jelas kontras dengan banyak hal baru-baru ini ketika dia membuat argumen sendiri terkait wabah virus corona
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON, DC - Jumlah pasien yang meninggal dunia akibat virus corona atau Covid-19 di Amerika Serikat (AS) cukup besar.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh Universitas Johns Hopkins, korban meninggal dunia tembus di angka 4.000 kasus.
Baca: Sering Digunakan Saat Work From Home, Sri Mulyani Kejar Pajak Zoom
Pemerintah Amerika Serikat (AS) pun mulai serius menyikapi pandemi yang telah menyerang hampir banyak negara di Dunia ini.
Melansir Kompas.com, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (31/3/2020) bahwa risiko dari virus corona secara tegas lebih buruk daripada flu biasa.
Pernyataan Trump tersebut seperti "menjilat ludah sendiri".
Padahal, pada konferensi pers berita harian virus corona sebelumnya di Gedung Putih, Trump yang melansir ucapan "banyak orang" mengatakan bahwa negara harus membiarkan laju virus corona, seperti layaknya flu musiman.
"Biarlah, jangan lakukan apa pun, anggap itu (virus corona) sebagai flu," kata orang-orang itu menurut Trump.
Namun, kini Trump mengatakan, "Itu bukan flu. Itu (virus corona) ganas."
Pernyataan Trump jelas kontras dengan banyak hal baru-baru ini ketika dia membuat argumen sendiri terkait wabah virus corona.
Pasalnya, sebelumnya dia kerap membandingkan virus corona dengan penyebaran flu tahunan.
Trump juga tampaknya mempertanyakan kebutuhan atau perlunya penutupan akses perekonomian melalui social distancing dan larangan wisata.
Pada 9 Maret lalu, misalnya, Trump mencatat 10.000 orang Amerika tewas karena flu biasa setiap tahunnya.
Dalam kicauannya di Twitter dia menulis, "Tidak ada yang ditutup. Hidup dan perekonomian terus berjalan," ujarnya.
Dia juga pernah berargumen dalam wawancaranya bersama Fox News pada pekan lalu.
"Kami tidak pernah menutup negara karena flu," ujar Trump yang merujuk pada angka kematian rata-rata per tahun karena flu sebanyak 36.000 orang.
Namun, kini semua itu berbeda.
Perkataan yang Trump ucapkan sekarang adalah kebalikan dari yang sebelumnya dia lontarkan di hadapan publik terkait wabah virus corona.
Pada Selasa (31/3/2020), Trump mengatakan, tanpa jarak sosial, proyeksi kematian akibat Covid-19 di AS bisa mencapai 2,2 juta orang.
"Jika kita tidak melakukan apa-apa, jika terus melanjutkan kehidupan ini, Anda akan melihat orang-orang mati di dalam pesawat terbang, di lobi hotel, Anda akan lihat banyak orang mati di mana-mana," ujarnya.
Wabah virus corona sejauh ini telah menewaskan 865 orang di AS dalam waktu 24 jam sampai Selasa (31/3/2020) malam, berdasarkan laporan resmi Universitas Johns Hopkins.
Baca: Kebutuhan Meningkat di Tengah Wabah Virus Corona, Kemenperin Dorong Produsen APD Genjot Produksi
Angka kematian dalam waktu 24 jam itu menjadikan total kematian di AS sebanyak 3.008 jiwa.
Sebanyak 188.172 kasus infeksi juga dikonfirmasi positif di AS. Ini merupakan angka infeksi tertinggi di dunia, melebihi China, Italia, dan Spanyol.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Jilat Ludahnya Sendiri, Trump: Virus Corona Bukan Flu Biasa