Virus Corona
Italia akan Perpanjang Masa Lockdown, Ketika Kasus Corona mendekati 100 Ribu
Otoritas Italia akan memperpanjang masa lockdown selama sebulan untuk membendung pandemi virus corona (COVID-19).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, ROMA--Otoritas Italia akan memperpanjang masa lockdown selama sebulan untuk membendung pandemi virus corona (COVID-19).
Mengingat angka kematian di negara itu masih relatif tinggi yakni mencapai 10.779 orang dan jumlah yang terinfeksi mendekati 100.000 pasien.
Italia melaporkan 756 kematian baru pada Minggu (29/3/2020) waktu setempat.
Sementara jumlah kasus COVID-19 yang terdaftar secara resmi meningkat 5.217 menjadi 97.689.
Namun demikian, peningkatan harian infeksi telah melambat menjadi 5,6 persen - tingkat terendah sejak kematian pertama pada 21 Februari lalu.
Italia menutup semua sekolahnya pada awal bulan ini dan kemudian mulai secara bertahap memaksakan penutupan semua toko pada 12 Maret.
Baca: Lockdown di India yang Bikin Sengsara Rakyat Kecil
Baca: Keluarkan Peringatan Corona, Kedubes AS Minta Warganya Segera Tinggalkan Indonesia
Baca: UPDATE RS Darurat Covid-19 Rawat 411 Pasien, 92 Diantaranya Positif Corona

Langkah-langkah tersebut ternyata tidak mampu menekan jumlah kematian di Italia. Bahkan sudah menyalip China, tempat penyakit itu pertama kali dilaporkan.
Lockdown sejatinya akan berakhir pada 3 April mendatang di Italia.
Menteri Urusan Regional Francesco Boccia mengatakan pertanyaan yang dihadapi pemerintah bukanlah apakah akan diperpanjang, tetapi sampai berapa lama.
"Langkah-langkah yang berakhir pada 3 April pasti akan diperpanjang," kata Boccia kepada televisi Sky TG24 Italia.
"Aku pikir, saat ini, membicarakan membuka kembali itu tidak pantas dan tidak bertanggung jawab."
Keputusan akhir diharapkan akan dibuat pada pertemuan menteri dalam beberapa hari mendatang.
Boccia juga mengindikasikan, akan adanya pelonggaran dari berbagai kebijakan lockdown. Pelonggaran akan dilakukan secara bertahap.
"Kita semua ingin normal kembali," katanya.
Secara teori, Perdana Menteri Giuseppe Conte akan memperpanjang lockdown hingga 31 Juli.
Sebelumnya Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan kepada warganya untuk menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah.
Pemerintah Italia telah mengambil kebijakan Lockdown untuk 60 juta penduduknya sejak 12 Maret lalu. Sejak itu masyarakat dilarang berkumpul dan sebagian besar toko tertutup.
Polisi pun melakukan penjagaan dan operasi terhadap mereka yang masih berkeliaran di jalanan. Polisi memeriksa dokumen dan menayakan alasan mereka ke luar rumah.
Jumlah kasus meninggal di Italia melampaui kasus kematian akibat virus corona (Covid-19) di China, per Kamis (19/3/2020) waktu setempat.
Saat itu tercatat total kematian mencapai 3.405 setelah laporan baru sebanyak 427 orang meninggal pada Rabu (18/3/2020).
China melaporkan 3.245 orang meninggal sejak kasus pertama pada akhir tahun lalu.
Terlihat pula hiruk pikuk truk tentara mengirimkan peti mati pada Kamis(19/3/2020) ke pemakaman di kota Italia Utara.
Pemakaman yang berlangsung 30 menit itu dilakukan untuk menghindari penularan melalui kerumunan.
Para petugas pengubur memakai perlengkapan lengkap, yang menutup dari kepala sampai kaki.
Perdana Menteri Giuseppe Conte meminta warga Italia untuk disiplin dan mentaati aturan lockdown.
Sejumlah langkah sudah ditempuh Italia untuk menghentikan penyebaran virus corona. Diantaranya pemerintah Italia sudah melakukan pembatasan perjalanan ke Italia, menutup Restoran, Bar dan hampir semua toko kecuali untuk toko makanan dan laboratorium kimiawan.
"Pemerintah melakukan yang terbaik, kita berada dalam perang melawan musuh yang tak terlihat," kata pemilik Roma toko Delicatessen Roberto Castroni.
Sejauh ini Otoritas Kesehatan Italia mencatat peningkatan kasus virus corona menjadi 15.113 dari 12.462 sebelumnya.
Dalam serangkaian langkah untuk menghentikan penyebaran virus corona, Gereja Katolik Roma telah memeintahkan penutupan seluruh gereja pada Kamis (13/3/2020).
Ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern yang akan berlaku untuk lebih dari 900 gereja paroki dan situs bersejarah di ibukota Italia.(Channel News Asia/Reuters/AFP)