Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Masalah Baru Muncul di Jepang, Masker Bekas Pakai Dibuang di Sembarang Tempat

Restoran bingung tentang pembuangan masker yang ditinggalkan oleh pelanggan, dan para ahli menunjukkan bahwa ada risiko menulari orang lain.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Sebuah sampah masker dibuang seenaknya di pepohonan di tengah Kota Tokyo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang terkenal sebagai negara bersih, semua warganya selalu membuang sampah pada tempatnya. Namun dalam kasus pandemi corona ini, orang-orang malah membuang masker sembarangan.

Jumlah orang yang memakai masker pun semakin meningkat karena penyebaran virus corona baru.

Namun masker yang sudah dipakai dibuang di jalan-jalan menjadi lebih terlihat.

"Tidak mungkin terinfeksi dari masker yang jatuh. Tidak diketahui berapa lama virus baru itu melekat pada benda-benda, tetapi memang beberapa coronavirus bertahan selama 6 sampai 9 hari pada suhu 20 derajat Celcius jika melekat pada wadah plastik," kata Masayuki Ishida dari Rumah Sakit Chikamori (Kota Kochi), yang akrab dengan penyakit menular.

Restoran bingung tentang pembuangan masker yang ditinggalkan oleh pelanggan, dan para ahli menunjukkan bahwa ada risiko menulari orang lain, jadi jangan membuangnya begitu saja.

Stasiun Shibuya, Tokyo pada malam tanggal 16 Maret 2020, saat Tribunnews.com berjalan di sekitar area selama sekitar satu jam, tujuh masker dijatuhkan di persimpangan jalan, trotoar jalan utama, toko toko minuman tapioka, dan parkir koin.

Baca: Putus Imported Case Corona, Pemerintah Harus Tutup Pintu Masuk RI

Baca: Jenita Janet Menangis Setelah Hakim Kabulkan Gugatan Cerainya

Seorang karyawan pria di bar terdekat berusia 24 tahun mengakui menggunakan masker yang tersisa di atas meja dan sofa.

Dikatakan bahwa ada 5 atau 6 masker pada suatu hari ditinggalkan tamunya secara sengaja.

"Saya meminta pelanggan untuk membawanya pulang, tetapi beberapa orang meninggalkannya," kata dia.

Kegiatan sukarela untuk mengambil sampah juga telah mempengaruhi NPO "Green Bird" (Tokyo), yang mengumpulkan sampah di Jepang dan luar negeri, telah menangguhkan aktivitasnya sejak akhir Februari dan kebanyakan kini terlihat menurut mereka adalah sampah masker.

Salah satu alasan penangguhan aktivitas adalah risiko terkena virus baru karena menyentuh masker dan puntung rokok yang dibuang.

Relawan menggunakan sarung tangan dan penjepit dan mencuci tangan mereka dengan seksama, tetapi memastikan bahwa infeksi tidak dapat sepenuhnya dicegah.

Ketika hanya staf mengambil sampah di sekitar Stasiun JR Harajuku di sekitar sekretariat selama sekitar 30 menit pada 11 Maret lalu, lima masker ditemukan di area pepohonan.

Disarankan bahwa masker yang digunakan oleh orang lain tidak disentuh dengan tangan kosong, dan harus dipegang di bagian tali telinga ketika membuangnya.

Baca: 3 WNI Hadiri Tablig Akbar di Malaysia Positif Terinfeksi Corona, Ini Sederet Faktanya

Baca: Wali Kota Tangerang Bakal Tutup Pusat Perbelanjaan dan Ruang Publik Selama 14 Hari

"Jika melepas masker yang tidak perlu lebih awal, kita dapat mengurangi risiko infeksi dengan cara membuangnya secara benar," kata Ishida.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: [email protected]

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved