Virus Corona
Pertama Kali Sejak 76 Tahun Lalu, Pacuan Kuda di Jepang Tanpa Penonton, Kerugian 15 Miliar Yen
JRA mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan acara tanpa penonton untuk sementara waktu sebagai antisipasi mencegah penyebaran virus corona.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Japan Racing Association (JRA) mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan acara yang dijadwalkan pada atau setelah 29 pekan ini tanpa penonton untuk sementara waktu sebagai antisipasi mencegah penyebaran infeksi virus corona baru, Kamis (27/2/2020).
"Masyarakat hanya lewat telepon dan internet yang menjual tiket pacuan kuda. Penjualan selama dua hari minggu ini diperkirakan akan turun sekitar 15 miliar yen dibandingkan tahun lalu," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (28/2/2020).
Ini adalah untuk pertama kalinya perlombaan pacuan kuda tanpa penonton sejak 1944.
"Kemungkinan akan memiliki implikasi lebih lanjut tergantung pada situasinya," tambahnya.
Pada hari ini, Jumat (28/2/2020) pacuan kuda lokal Kawasaki, Kasamatsu, dan Sonoda Horse Racing juga mengumumkan bahwa pacuan kuda dilakukan tanpa penonton.
Penyebaran infeksi coronavirus baru kemungkinan akan berdampak besar pada dunia balap kuda.
Dengan pembukaan penonton pada tanggal 29 Februari akhir pekan ini, penjualan dan pengembalian uang akan dibatalkan di outlet non-pameran seperti Winds.
Hanya pemungutan suara, penjualan dan pengumuman lewat telepon dan internet yang akan dirilis.
Meskipun pemungutan suara online sedang dalam masa kejayaannya, hilangnya pacuan kuda tidak bisa dihindari.
Baca: Jonathan Frizzy Sebut Suami BCL Sosok Humoris hingga Konsumsi Makanan Sehat di Lokasi Syuting
Baca: Tersangka Penembakan yang Tewas di Milwaukee AS Sempat Miliki Perselisihan dengan Rekan Kerja
Diadakan pada periode yang sama tahun lalu di tiga tempat (Nakayama, Hanshin dan Kokura), total penjualan sekitar 53,2 miliar yen dalam dua hari.
Dari jumlah tersebut, akun pemungutan suara tunai (pendapatan sales) memperoleh sekitar 15,8 miliar yen, atau sekitar 29,7 persen.
Atsunori Otani, Peneliti, JRA Corporate Planning Office, menjelaskan, "Saya pikir beberapa penggemar (beli dengan uang tunai) menggunakan internet, tetapi mereka tidak memiliki preseden dan tidak dapat mengukurnya."
Meskipun tidak semua pemungutan sua

ra tunai menggantikan pemungutan suara netto, penjualan tidak terhindarkan, tetapi pacuan kuda yang berkepanjangan tanpa penonton itu memiliki potensi untuk semakin mengurangi pendapatan.