Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Pertempuran Melawan Virus Corona, China Keluarkan Larangan Perdagangan dan Konsumsi Binatang Liar

Sebagai bentuk upaya menekan wabah virus, China mengatakan akan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar.

Editor: Miftah
South China Morning Post
25 Hewan Ini Dilempar dari Gedung Tinggi, Belasan Tewas, Pemilik Diduga Takut Tertular Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus corona telah merebak ke 37 negara per Selasa (25/2/2020) ini.

Wabah yang pertama kali dideteksi muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu kini menjangkit lebih dari 79 ribu kasus.

Tak heran, China melakukan berbagai antisipasi agar virus Covid-19 itu tidak semakin meluas.

Belum lama ini China kabarnya melarang perdagangan dan memakan binatang liar dalam pertempuran melawan wabah virus corona.

Virus Corona diduga disebarkan dari kebiasaan warga China mengonsumsi daging hewan liar seperti sup kelelawar, kuliner yang populer di Kota Wuhan.
Virus Corona diduga disebarkan dari kebiasaan warga China mengonsumsi daging hewan liar seperti sup kelelawar, kuliner yang populer di Kota Wuhan. (via The Sun)

Dikutip dari South China Morning Post, China mengatakan akan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar.

Sebagai bentuk upaya menekan wabah virus, industri bernilai miliaran dolar yang mempekerjakan jutaan orang itu dikabarkan ditutup.

Sebagian besar peneliti percaya virus corona berasal dari hewan pasar ke inang manusia.

Kemudian bermutasi dan lalu menginfeksi orang lain.

"Sejak wabah Covid-19, makan hewan liar dan ancaman besar yang tersembunyi bagi kesehatan masyarakat dari praktik tersebut telah menarik perhatian luas," kata Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, lapor penyiaran negara CCTV, Senin.

Laporan tersebut menerangkan, keputusan untuk melarang konsumsi hewan liar termasuk tindakan keras terhadap perdagangan satwa liar ilegal.

Dua penumpang pesawat terlihat menutupi seluruh tubuhnya menggunakan plastik untuk menghindari virus corona.
Dua penumpang pesawat terlihat menutupi seluruh tubuhnya menggunakan plastik untuk menghindari virus corona. (The Sun)

Ditegaskan, keputusan tersebut demi melindungi kesehatan masyarakat.

Laporan tersebut mengatakan bahwa larangan tersebut akan segera berlaku.

Lebih jauh, World Health Organization (WHO) mengatakan 70 persen patogen penyebab penyakit global yang ditemukan dalam 50 tahun terakhir berasal dari hewan.

Para pecinta lingkungan dan pelestari alam liar menyambut larangan perdagangan dan konsumsi hewan liat itu.

Sementara itu, komentator lain mengatakan pemerintah perlu memberikan bantuan keuangan kepada perusahaan yang menjalankan peternakan untuk hewan-hewan tersebut.

Baca: Wabah Virus Corona Menjangkit 37 Negara per Selasa, 25 Februari: Irak dan Oman Konfirmasi Kasus

Baca: Mewabah di 35 Negara, 2.624 Orang Dipastikan Meninggal Dunia karena Virus Corona

Industri Perdagangan

Perlu diketahui, perdagangan satwa liar dan industri konsumsi Tiongkok bernilai 520 miliar yuan (US $ 74 miliar).

Menurut laporan yang disponsori pemerintah yang diterbitkan oleh Chinese Academy of Engineering pada 2017, industri tersebut mempekerjakan lebih dari 14 juta orang.

Wakil Direktur Kantor Hukum Ekonomi, bagian dari Komisi Urusan Legislatif Komite Tetap NPC, Yang Heqing buka suara.

Yang Heqing mengatakan, menutur People's Daily, larangan konsumsi satwa liar yang dilindungi oleh hukum, hewan darat lainnya, dan hewan liar darat di peternakan.

Larangan itu juga mengatur tentang perburuan, perdagangan, hewan liar darat untuk dimakan.

ILUSTRASI Ratusan Narapidana di China Dinyatakan Positif Virus Corona, 11 Pejabat Dipecat
ILUSTRASI Ratusan Narapidana di China Dinyatakan Positif Virus Corona, 11 Pejabat Dipecat (pixabay)

Hewan akuatik, ternak, unggas, dan hewan lain yang telah lama dikembangbiakkan di negara itu tidak termasuk dalam larangan tersebut.

Yang Heqing menambahkan, penggunaan hewan liar untuk tujuan ilmiah dan medis akan diizinkan tetapi manajemen fasilitas tersebut akan diperkuat, menurut laporan itu

"Akhirnya ada larangan makan dan perdagangan hewan liar," kata Zhou Haixiang, anggota Komite Nasional Manusia dan Biosfer China, kelompok perlindungan lingkungan.

"Ini adalah langkah besar dalam perlindungan satwa liar," terangnya.

Keputusan oleh Komite Tetap NPC mengikuti seruan Presiden Cina Xi Jinping untuk menindak pasar dan perdagangan satwa liar ilegal.

Undang-undang perlindungan satwa liar yang ada di Tiongkok, yang mencakup konservasi, perdagangan, dan pemanfaatan satwa liar, diberlakukan pada tahun 1989.

Tetapi hukum itu penuh dengan celah karena konsumsi hewan liar dan penangkaran diijinkan untuk tujuan komersial.

Profesor Hukum Lingkingan dan Sumber Daya dari Universitan Renmin, Zhou Ke angkat bicara.

Ia mengatakan bisnis yang berkaitan dengan satwa liar telah menjadi industri besar di Tiongkok dan karenanya sulit untuk diatur dari ujung pemrosesan rantai industri.

"Tetapi jika konsumsi dilarang dan permintaan turun, maka tidak ada yang akan membiakkan hewan seperti itu," katanya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved