Virus Corona
Banyak Penumpang Terinfeksi, Pasangan AS yang Bulan Madu di Kapal Diamond Princess Jepang Ketakutan
Pengantin dari AS yang tengah menikmati bulan madu ikut dalam perjalanan Diamond Princess, khawatir karena semakin banyak yang terinfeksi virus corona
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sepasang pengantin dari Amerika Serikat yang tengah menikmati bulan madu ikut dalam perjalanan kapal pesiar Diamond Princess, kini khawatir karena semakin banyak penumpang terinfeksi virus corona.
"Kami jadi takut karena tiap hari semakin banyak yang terkena virus corona dibawa ke luar ke rumah sakit," kata Tores Taylor dan Rachel yang diwawancarai TV NHK, Sabtu (8/2/2020).
Keikutsertaan pasangan ini di kapal pesiar Diamond Princess untuk menjalani masa bulan madu. Mereka tak menyangka malah terjebak karantina karena wabah virus corona.
"Kita saat ini terpisah dari rumah yang jauh di AS, terus terang kami jadi prihatin," tambahnya.
Namun pasangan ini tak bisa berbuat apa-apa karena perintah pemerintah Jepang untuk tetap berada di kapal tak boleh ke luar.

"Kita terpaksa harus ikut perintah aturan Jepang, harus kerja sama pemerintah Jepang untuk makanan minum dan pemeriksaan serta pengobatan yang diperlukan dalam masa karantina ini, terpaksa harus ikut aruran ini walau sebetulnya ingin cepat pulang," ujarnya.
Sebanyak 64 korban penumpang kapal terinfeksi virus corona terdiri dari 28 orang Jepang, 13 orang AS, 7 warga Kanada dan 7 warga Australia.
Baca: Virus Corona, Singapura Naikkan Status Waspada Jadi Oranye, Berikut Penjelasan Dubes RI
Baca: Status Darurat Virus Corona Naik Bikin Warga Singapura Panik, Berbondong-bondong ke Supermarket
Jumlah penumpang kapal paling banyak warga Jepang yaitu 1.281 penumpang, warga AS 416 orang dan warga Kanada 251 orang.
Dari 3.511 orang yang ada di dalam kapal, 1.045 adalah para kru (crew) di mana 78 orang di antaranya adalah WNI dan sehat semua hingga saat ini.
Seorang kru yang berasal dari Jawa sudah habis kontrak ingin segera pulang dan merasa sedih karena harus ikut dikarantina.

"Sedih saya harus ikut dikarantina. Sebenarnya kontrak kerja sudah berakhir dan mestinya sudah kembali ke rumah. Tetapi tetap saja harus di sini bersama yang lain, sedih juga sih. Tapi apa boleh buat harus ikut peraturan Jepang," kata sumber Tribunnews.com yang tak mau diidentifikasikan.
Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: [email protected]