Senin, 6 Oktober 2025

Rasa Cinta Korut terhadap Samsung, Ponsel Pintar Produksi Korsel

Seiring dengan tren penggunaan ponsel pintar, tingkat penetrasi terhadap konsumsi perangkat seluler di negara tertutup itu pun turut meningkat

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Samsung Galaxy J7+ 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KOREA UTARA - Meski sempat memiliki konflik selama beberpaa dekade dengan Korea Selatan, warga Korea Utara ternyata selama ini mengagumi produk-produk keluaran negara tersebut.

Dikutip dari laman The Investor, Jumat (27/4/2018), data terakhir dari hasil riset menunjukkan bahwa mayoritas warga Korea Utara saat ini sudah menggunakan ponsel, bahkan tahun ini jumlah pelanggan mencapai angka lima juta orang.

Seiring dengan tren penggunaan ponsel pintar, tingkat penetrasi terhadap konsumsi perangkat seluler di negara tertutup itu pun turut meningkat.

Mengejutkannya, ternyata Samsung Electronic Galaxy merupakan salah satu brand ponsel pintar yang paling diminati kalangan konsumen Korea Utara.

Padahal ponsel tersebut produksi Korea Selatan, negara yang selama beberapa dekade menjadi musuhnya.

Namun kini hubungan kedua negara tersebut mencair, kedua negara telah menyetujui denuklirisasi, hal itu disepakati oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di garis perbatasan gencatan senjata, Desa Panmunjom, hari ini.

Terkait minat warga Korea Utara terhadap Samsung, Yang Un Chul, Wakil Presiden lembaga riset yang berbasis di Seoul, Sejong Institute, mengatakan kepada The Investor, "ada cukup banyak orang Korea Utara yang menggunakan smartphone Galaxy,".

Perangkat Samsung, serta semua jenis produk asal Korea Selatan sebenarnya dilarang dipasarkan di Korea Utara.

Menurut ahli, produk-produk itu hanya tersedia di pasar gelap dan dibanderol dengan harga tinggi.

Apakah pembatasan yang dilakukan rezim Kim Jong Un terhadap barang-barang impor terutama yang berasal dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, masih berlaku pasca kesepakatan damai antara kedua negara Korea pada hari ini?

Saat ini pembatasan masih berlaku, namun tidak seketat sebelumnya karena orang-orang di negara itu kini telah terbiasa dengan aturan pasar bebas.

"Ini bukan tentang apakah mereka bisa mendapatkan ponsel pintar itu, tapi apa mereka mampu membelinya?," kata Yang.

Untuk menekan masuknha produk impor, Korea Utara berkolaborasi dengan perusahaan Tiongkok meluncurkan ponsel pintar di negara tersebut.

Perusahaan yang ditunjuk, membeli ponsel pintar seharga USD 50 per unit dari produsen asal Tiongkok kemudian menjualnya kepada para pengguna dengan harga USD 250.

Bisnis itu yang kini telah menjadi sumber pendapatan penting bagi Korea Utara.

Ponsel-ponsel yang dibeli dari produsen Tiongkok, dilengkapi dengan aplikasi yang secara otomatis memblokir akses internet.

Hal itu bertujuan untuk membatasi warga Korea Utara dari kemudahan mengakses berita dan informasi secara luas.

Sementara ponsel Samsung dan LG yang diselundupkan dengan kartu USIM Tiongkok, masih memungkinkan warga Korea Utara untuk melakukan panggilan telepon maupun mengirim pesan teks kepada kerabat mereka di luar negeri, termasuk mereka yang telah membelot ke Korea Selatan.

Selain itu, bertukar foto antara keluarga yang terpisah jauh pun kini semakin mudah dengan adanya aplikasi WeChat, Telegram, serta aplikasi layanan pesan populer asal Korea Selatan, KakaoTalk.

Produk-produk ponsel dan peralatan rumah tangga Korea Selatan pun memiliki kualitas lebih baik daripada produk yang dibuat oleh perusahaan Jepang dan Tiongkok.

"Produk asal Korea Selatan lebih populer dan dijual dengan harga premium, karena mereka sangat mendukung bahasa Korea dan membanggakan kehebatan kualitas produk mereka sendiri," kata seorang pembelot Korea Utara bermarga Cho.

Uniknya, untuk menghindari hukuman pemerintah karena menggunakan produk Korea Selatan, warga Korea Utara mengganti logo brand asal negara itu dengan logo produk perusahaan Jepang atau Tiongkok.

Mereka menyiasatinya dengan menempelkan label yang mencantumkan tulisan 'buatan Jepang' atau 'buatan Tiongkok'.

Sedangkan perangkat digital yang dibuat oleh Apple, Samsung, dan gadget asal Amerika juga disebut sangat disukai orang kaya di Korea Utara.

"Fakta bahwa Kim Jong Un adalah penggemar berat Apple, membuktikan itu semua," kata seorang Profesor di Seoul, mengutip serangkaian foto dan laporan berita yang menunjukkan bahwa Pemimpin Korea Utara itu saat ini menggunakan produk Apple, termasuk Macbook dan iMac.

"Mirip dengan elite Uni Soviet di masa lalu, orang Korea Utara yang kaya dan eksklusif, cenderung ingin membeli barang-barang mewah," kata Profesor itu.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved