Yerusalem: Serempak memprotes keputusan Trump, dari Jalur Gaza, Istanbul, Jakarta hingga Solo
Aksi menentang langkah Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel digelar di berbagai kota di dunia, termasuk di Jakarta, Solo

Aksi protes menentang keputusan Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel digelar di setidaknya 30 kota di Jalur Gaza dan Tepi Barat, hari Jumat (08/12), kata militer Israel.
Demonstrasi juga digelar di sejumlah kota di dunia, termasuk di Istanbul (Turki), Tunis (Tunisia), Amman (Yordania), Jakarta dan Solo, Jawa Tengah.
Aparat keamanan Israel menggunakan gas air mata dan peluru tajam untuk membubarkan massa di Ramallah, Bethlehem, Hebron, dan di sepanjang perbatasan dengan Gaza.
Lebih dari 200 warga Palestina mengalami luka-luka ringan; satu orang dilaporkan tewas ditembak.

- Yerusalem 'ibu kota Israel': Presiden Jokowi dan para pemimpin dunia kutuk keputusan Trump
- Yerusalem: Tiga hal yang perlu Anda ketahui tentang kota suci
- Apa yang mendasari pengakuan Trump atas Yerusalem? Tujuh hal yang harus Anda ketahui
- Status Yerusalem sebelum Trump ambil keputusan

Kelompok-kelompok di Palestina menyerukan apa yang disebut sebagai 'Hari Kemarahan', namun wartawan BBC di Yerusalem mengatakan sejauh ini skala demonstrasi jauh lebih dari aksi-aksi yang sebelumnya yang digelar saat terjadi krisis dalam konflik Israel-Palestina.
Di Jakarta, aksi unjuk rasa diikuti oleh ratusan orang di depan kantor kedutaan Amerika Serikat.
Suci Rahmadani, seorang peserta aksi mengatakan 'keputusan Presiden Trump melukai umat Islam'. "Mengapa di memilih untuk memindahkan ibu kota ke Yerusalem sedangkan Al Aqsa itu punya umat Islam," kata Suci.

Peserta lain, Sheila Rumai Halida mengatakan semua wilayah di Yerusalem telah dikuasai oleh Israel. "Kami (ingin) berdiri di tempat terdepan untuk membela Al Aqsa," katanya.
Di Solo, demonstrasi menentang pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel diikuti oleh ribuan orang, kata wartawan di Solo, Fajar Sodiq.
Mereka membawa bendera Palestina dan spanduk bertuliskan kecaman terhadap kebijakan Trump.

Selain orasi, demonstrasi diwarnai dengan aksi menginjak-injak bendera Israel dan aksi teatrikal dengan memancung Presiden Trump yang diperankan oleh peserta.

Salah satu koordinator aksi, Endro Sudarsono, mengatakan aksi digelar sebagai bentuk solidaritas kemanusian terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Menurut Endro, pemindahan kantor kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem memunculkan gejolak politik internasional, termasuk di Indonesia.