Logo 60 Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang Mulai Dipublikasikan
Logo 60 tahun perayaan persahabatan antara Indonesia-Jepang telah dipublikasikan sejak Minggu (12/11/2017) di Manila Filipina.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Logo 60 tahun perayaan persahabatan antara Indonesia-Jepang telah dipublikasikan sejak Minggu (12/11/2017) di Manila Filipina saat pertemuan puncak ASEAN khususnya pertemuan kedua kepala pemerintahan Indonesia dan Jepang selama kira-kira 25 menit dari pukul 18.00 waktu setempat.
"Hubungan Indonesia Jepang sudah sangat lama, 60 tahun, dan semakin baik dari waktu ke waktu, memberikan sumbangan yang sangat berharga pula bagi perdamaian dunia saat ini khususnya di kawasan Asia," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (13/11/2017).
Itulah sebabnya dalam logo 60 tahun tersebut ada bola dunia dan terutama fokus gambar Indonesia-Jepang di samping angka 60 sebagai lambang 60 tahun persahabatan kedua negara ini.
Baca: Khofifah Masih Simpan Nama Calon Pendampingnya di Pilgub Jatim
Saat pertemuan kedua kepala pemerintahan itu, awalnya Presiden Jokowi mengucapkan selamat atas kemenangan dalam pemilihan DPR sebelumnya dan pengangkatan kembali Perdana Menteri Shinzo Abe.
Pertemuan pertama sejak Juni lalu dan Presiden Jokowi merasa senang bisa bertemu kembali dengan Abe.
"Kami berharap agar segera melanjutkan proyek kerja sama di bidang infrastruktur, bahkan saat kunjungan Perdana Menteri Fukuda pada bulan Oktober telah ditekankan pula," kata sumber itu menirukan harapan Jokowi saat pertemuan tersebut.
Indonesia ingin terus bekerja sama di Pelabuhan Baru Patimbang, Jalur Cepat Trunk Line Jawa Utara, MRT, Jalan Raya Lintas Sumatera dan berbagai bidang energi.
Baca: 34 Warga Desa Kedondong Demak Diduga Jadi Korban Penyanderaan di Mimika
Menanggapi hal tersebut Perdana Menteri Abe mengucapkan terima kasih atas keramahtamahan di Istana Bogor pada bulan Januari tahun ini.
Abe juga menyampaikan terima kasih atas ucapan selamat atas kemenangan pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat, serta mulai dipublikasikannya sebuah logo yang menandai peringatan 60 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara dua negara.
Pembuat logo tersebut adalah seorang pelajar SMA di Indonesia bernama Krisna Setya Wiratama.
"Kami mengumumkan hal ini kepada Presiden Jokowi dan menyatakan bahwa Jepang ingin secara maksimal meningkatkan hubungan diplomatik tahun depan peringatan ke-60 dengan peningkatan saling pertukaran kedua bangsa," ungkap Abe.
Selain itu, Perdana Menteri Abe menyambut baik upaya kedua negara untuk kerja sama dalam pembangunan pulau terpencil.
Baca: Tri Atmi Cemas Sudah Tiga Minggu Tak Berkomunikasi dengan Anaknya yang Disandera di Mimika
Disamping menyatakan bahwa pembiayaan JICA (pemberian pinjaman ODA) diputuskan untuk pemeliharaan Pelabuhan Baru Patimbang dan pendirian industri universitas fasilitas kolaboratif di Universitas Gajah Mada, Kerjasama Badan Pengamanan Laut (Bakamla), yang bertujuan untuk segera melaksanakan proyek kerja sama seperti MRT, Perbaikan Cepat Saluran Batang Utara Pulau Jawa, Rencana Perbaikan Limbah Buatan, Proyek Energi dan lain-lain, penegakan kapasitas hukum maritim.
"Jepang juga ingin bekerja sama dengan Pertemuan Umum Majelis Umum IMF (Bank Dunia) di bulan Oktober tahun depan," ujarnya.
Selain itu Jokowi juga berharap kesuksesan Asian Games dan Abe menyatakan dukungan penuh kerjasamanya dalam Asian Games pada tahun 2018 dan ingin melanjutkan kerja sama infrastruktur dengan peringatan 60 tahun, tahun depan.
Kedua pemimpin tersebut juga bertukar pandangan mengenai situasi regional termasuk masalah Laut Cina Selatan dan Korea Utara dan sepakat bahwa mereka akan bekerja sama di masa depan.
Sehubungan dengan isu Korea Utara khususnya, Perdana Menteri Abe mengatakan bahwa pada pertemuan puncak ASEAN tersebut ingin berkolaborasi untuk mengeluarkan pesan yang kuat untuk meningkatkan tekanan keras terhadap Korea Utara.
Sedangkan Jokowi menyatakan keprihatinannya tentang pergerakan pembangunan nuklir dan rudal, yang dengan tulus ingin menanggapi peluncuran rudal tersebut, menyatakan bahwa Indonesia ingin secara ketat menerapkan resolusi Dewan Keamanan.
Juga, Perdana Menteri Abe meminta pengertian dan kerja sama dalam masalah penculikan tersebut.