Rukman Rosadi Bangga Dua Film yang Diperankannya Ditayangkan Bersamaan di TIFF Jepang
Rukman mengakui menyukai film yang berbau sejarah yang nyata di kehidupan sehari-hari.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pertama kali dalam sejarah selama 30 tahun Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) di Jepang, dua film berbeda yang diperankan oleh seorang pemain yang sama, Rukman Rosadi ditayangkan secara bersamaan di TIFF.
"Senang juga saya bisa ke Jepang lagi. Dulu sih tahun 2009 sempat ke Tokyo main-main saja, kini ikut sebagai peserta TIFF khususnya sebagai aktor pemain film," ungkap Rukman kepada Tribunnews.com, Senin (30/10/2017).
Rukman mengakui menyukai film yang berbau sejarah yang nyata di kehidupan sehari-hari.
Baca: Film Ziarah Karya Purba Negara Ditawarkan untuk Diputar di Universitas Jepang
Selama ini dalam ajang TIFF yang diliput Tribunnews.com sejak pertama kalinya 30 tahun lalu, belum pernah ada pemain film Indonesia yang berperan di dua film berbeda, kemudian secara bersaman ditayangkan dalam ajang TIFF khususnya kali ini dalam kategori Cross Cut Asia bersama film Asia yang lain.
"Rasanya sama bermain di dua film tersebut meskipun ada beda juga sih satu sama lain," kata Rukman.
Menurutnya main di film 'Mobil-mobil Bekas' ada tantangannya untuk bermain sebaik mungkin.
"Semua pemain memang harus bermain sebaik mungkin tapi di film Mobil-mobil Bekas tampak potongan-potongan dan penonjolan tiap individu dan masing-masing bermain baik. Maka itu juga jadi tantangan bagi saya untuk bermain sebaik mungkin pula di bagian yang ada saya," jelasnya.
Baca: Orang Indonesia Paling Sering Ganti Celana Dalam, Jepang Peringkat ke-22, Cina Paling Jorok
Film Mobil-mobil Bekas memang tampak ada beberapa penggalan beberapa cerita di dalamnya.
Ada yang unjuk rasa menolak penggusuran, ada yang frustrasi jadi wanita simpanan dan membunuh sang lelaki, ada pula kisah kekompakan tiga dara dan sebagainya.

Rukman memainkan peran petani yang unjuk rasa tak mau tanahnya digusur kemudian diculik digebuki dan meninggal dunia.
"Pada Film Ziarah ada hal menarik di mana saat syuting kita ketemu orang yang menurut sutradara menarik lalu dimasukkan ke film itu secara spontan. Jadi di sini kejelian mata sang sutradara baik sekali di lapangan saat pengambilan gambar, sensitif dan kreatif sehingga langsung berkembang ide baru dan bisa memanfaatkan pelaku di lapangan yang tak diduga sebelumnya, masuk ke film dan membuat film semakin menarik," ungkapnya.
Baca: Loker-loker di Jepang Bakal Disegel Sebelum Trump Datang ke Tokyo
Dengan demikian menurutnya, tiap film punya kelebihan masing-masing.
"Saya jadi banyak belajar dan tertantang untuk bermain lebih baik tentunya guna mencapai kualitas film terbaik," kata Rukman.
Rukman mengakui Jepang sangat indah dan banyak yang bisa dipelajari terutama industri filmnya.