Kamis, 2 Oktober 2025

Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Temukan 28 Jenazah Warga Hindu, Tentara Myanmar Tuduh Militan Rohingya Dalangnya

Kematian puluhan orang tersebut dituduhkan pada kelompok militan bersenjata penyelamat Rohingya (ARSA).

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
The Star
Tentara Myanmar siaga. 

TRIBUNNEWS.COM, RAKHINE - Tentara Myanmar menuduh militan Rohingya sebagai dalang di balik kematian 28 warga Hindu yang jenazahnya ditemukan, Minggu (24/9/2017).

Puluhan jenazah ditemukan di dalam dua kuburan massal di Rakhine, Myanmar, yang diklaim sebagai target serangan militan Rohingya pada 25 Agustus lalu.

Dari 28 jenazah yang ditemukan, 20 jenazah di antaranya berjenis kelamin perempuan dan sisanya adalah laki-laki, termasuk juga seorang anak.

Kematian puluhan orang tersebut dituduhkan pada kelompok militan bersenjata penyelamat Rohingya (ARSA).

"Anggota keamanan militer menggali dan menemukan 28 jenazah warga Hindu yang dibunuh secara kejam oleh teroris ekstremis ARSA di Rakhine," demikian pernyataan dari militer Myanmar.

Sedangkan, pihak pemerintah mengatakan bahwa ARSA telah memaksa delapan perempuan desa untuk menjadi mualaf dan dibawa ke Bangladesh.

Seorang juru bicara Pemerintah Myanmar, Zaw Htay, mengatakan otoritas setempat sedang menyelidiki penemuan tersebut.

Baca: Tak Sepantasnya Panglima TNI Lempar Statemen Pengadaan 5000 Senjata Api

Tuduhan tersebut kemudian dibantah oleh ARSA, yang mengaku bahwa pihaknya tidak pernah menargetkan warga sipil.

Seorang juru bicara ARSA, Abdullah, meyakini nasionalis-nasionalis Buddha di Myanmar tengah berupaya untuk memecah umat Hindu dan muslim.

Disebutkan pula bahwa para nasionalis itulah yang menjadi biang di balik tuduhan pembunuhan warga sipil kepada militan ARSA.

"ARSA telah bersumpah untuk tidak menargetkan warga sipil dan hal itu pada prinsipnya tidak pernah berubah," ucap Abdullah.

Aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine dan pengungsian massal dari daerah tersebut menjadi krisis terbesar yang dihadapi pemimpin politik Myanmar Aung San Suu Kyi sejak menjabat pada 2016.

Suu Kyi mengatakan pemerintah mengupayakan yang terbaik untuk melindungi semua orang dari konflik.

Namun, Suu Kyi tidak mengacukan kalimatnya secara langsung pada warga Rohingya, yang selama ini dianggap menjadi korban dalam konflik itu.

Suu Kyi menuai kritik dan kecaman karena dianggap bungkam terhadap perlakuan Myanmar terhadap warga Rohingya, yang dinilai kerap menerima diskriminasi. (The Guardian/AFP)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved