Pelaku Serangan Teror London Nonton Video Radikal di YouTube Sebelum Beraksi
Satu dari sejumlah pelaku serangan teror di Inggris, Minggu (4/6/2017) diketahui teradikalisasi melalui video-video ekstremis di YouTube.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Satu dari sejumlah pelaku serangan teror di Inggris, Minggu (4/6/2017) diketahui teradikalisasi melalui video-video ekstremis di YouTube.
Insiden mematikan terjadi di London Bridge dan Borough Market, London, Inggris, yang telah menewaskan tujuh orang dan melukai 48 orang.
Sebuah van tiba-tiba menyambar sejumlah pejalan kaki di London Bridge, disusul aksi penikaman di daerah wisata kuliner Borough Market.
Setelah van menabrak pembatas jalan, muncul tiga orang bersenjata tajam berlari ke arah Borough Market dan mulai menikam orang-orang secara membabibuta.
Ketiga pelaku penikaman tewas ditembak polisi.
Satu di antara tiga pelaku diidentifikasi sebagai seorang pemuda 27 tahun yang biasa dipanggil dengan sebutan Abz.
Saat kejadian, Abz ditemui mengenakan kaos klub sepakbola Arsenal yang terdapat tulisan "Abbs".
Abz merupakan pemimpin dari sindikat teror yang beraksi Minggu itu yang diketahui pernah bekerja di sejumlah perusahaan seperti KFC dan Topshop.
Pemuda itu diduga melakukan aksinya setelah teradikalisasi video-video di YouTube, menurut seorang rekannya.
Rekan Abz itu mengaku bahwa dirinya pernah melapor pada polisi soal kelakuan Abz yang belakangan hobi menonton video-video radikal di YouTube.
"Dia sering sekali menyaksikan kotbah-kotbah Musa Jibril. Saya sudah pernah mendengar kotbah-kotbahnya dan itu radikal sekali," komentar rekan Abz yang tak disebutkan namanya itu.
"Saya kaget sekali video-video seperti itu masih ada beredar bebas di YouTube," lanjutnya.
Rekan Abz tersebut kemudian mengatakan Abz sempat mengungkapkan pandangan ekstremisnya dengan rekannya itu sembari berdiskusi soal serangan teror yang terinspirasi oleh ISIS.
"Saya lalu menelepon hotline anti-teror. Saya ceritakan soal percakapan kami dan mengatakan sepertinya (Abz) telah teradikalisasi," ucap rekan Abz itu.
Selain itu, Abz juga dikatakan pernah berupaya meradikalisasi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.
Sedangkan, Abz di mata para tetangganya dikenal sebagai sosok yang pendiam, sehingga keterlibatannya dalam serangan itu mengejutkan mereka.
"Saya melihat ada satu teroris yang ditembak polisi itu mirip dengan tetangga saya, bahkan baju Arsenal yang dikenakannya sama dengan yang ia kenakan sebelum kejadian," ucap seorang warga, Seva Litvajakovs.
"Hubungan bertetangga antara saya dengannya cukup normal. Ia selalu memberikan senyuman dan menyapa saya," lanjutnya.
Perdana Menteri Theresa May mengecam insiden tersebut sebagai serangan teror yang menurutnya berakar dari "ideologi jahat ekstremis".
"Cukup sudah! Setiap orang seharusnya menjalani hidup mereka secara normal saja. Kita terlalu banyak menolerir ekstremisme," tegas Theresa May.
Kelompok ISIS telah mengklaim serangan tersebut melalui kantor beritanya, Amaq, Senin (5/6/2017), dan menyebutkan bahwa militannya yang melakukan aksi mematikan itu.
Sejauh ini, polisi setempat menangkap 12 orang di London terkait serangan di kota itu. (Mirror/The Sun)