Selasa, 30 September 2025

Pria Muslim dengan Penutup Mata ini Minta Dipeluk, Lihat Reaksi Orang di Sekelilingnya

Seorang pria muslim melakukan aksi yang menyita perhatian di jalanan Kota Manchester, Inggris.

Penulis: Rendy Sadikin
MEN Media
Baktash Noori 

TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Seorang pria muslim melakukan aksi yang menyita perhatian di jalanan Kota Manchester, Inggris.

Dalam aksinya, video blogger itu mengenakan penutup mata dan meminta pelukan kepada para pejalan kaki di wilayah tersebut.

Aksi tersebut dilakukan hanya beberapa hari setelah tragedi ledakan bom di Manchester yang menewaskan 22 orang.

Pria bernama Baktash Noori itu berdiri dengan papan bertuliskan, "Saya seorang Muslim dan mempercayai Anda. Apakah Anda cukup percaya untuk memeluk saya?"

Dia berdiri dengan kedua mata tertutup serta tangan yang terbentang di tengah jalanan yang padat dengan penduduk.

Aksi tersebut direkam dan diunggah ke Youtube channel miliknya, The Life of Bako.

Salah seorang pejalan kaki sempat melihat dan cuek dengan aksi yang dilakukan Noori tersebut.

Hingga kemudian, pejalan kaki itu kembali dan memberikan pelukan hangat kepada Noori.

"Pria yang baik, kamu tidak sendirian nak, dan jangan berpikir kamu seorang diri," ujar pejalan kaki tersebut.

Tua, muda, pria maupun wanita, pun melakukan hal yang sama, memberikan pelukan hangat kepada Baktash.

22 orang tewas

Para pengunjung konser yang terguncang, kembali ke arena, Selasa pagi, untuk meletakkan bunga duka cita.

Pelaku serangan usai konser Ariana Grande itu diduga adalah seorang pembom bunuh diri, dan di antara korban yang tewas terdapat sejumlah anak.

Korban tewas meningkat menjadi 22 orang, sementara yang luka tercatat 59 orang dalam serangan yang terjadi usai konser Ariana Grande di Manchester Arena.

Serangan yang diduga bom bunuh diri itu terjadi Senin pukul 22:35 (Selasa 04:35).

Polisi Manchester mengatakan bahwa pria penyerang tunggal itu, yang tewas dalam ledakan tersebut, membawa piranti peledak buatan yang diledakkannya.

Para sanak keluarga menggunakan media sosial untuk mencari kerabat mereka.

Polisi menyiapkan nomor telepon darurat untuk serangan tersebut, yakni (+44) 161 856 9400.

Kepala Polisi Ian Hopkins mengatakan bahwa serangan itu adalah "peristiwa paling mengerikan" yang pernah dihadapi kota ini.

Dia mengatakan 'penyelidikan gerak cepat' sedang menyelidiki apakah penyerang 'bertindak sendiri atau bagian dari suatu jaringan.'

Menteri Dalam Negeri Amber Rudd mengatakan, peristiwa itu adalah 'serangan biadab, yang sengaja menyasar orang-orang yang paling rentan.'

Perdana Menteri Theresa May akan memimpin rapat darurat sekitar pukul 09:00.

Partai-partai politik menangguhkan kampanye pemilihan umum yang telah berlangsung sejak beberapa waktu.

Ledakan itu terjadi tak lama setelah Ariana Grande meninggalkan panggung di arena yang merupakan tempat pertunjukan dalam ruangan terbesar di kota itu, dengan kapasitas sekitar 21.000 pengunjung konser.

Ariana Grande - seorang bintang Amerika berusia 23 tahun bercuit:

"Hancur lebur. Dari lubuk hati, saya sangat menyesalkan, Saya tidak punya kata-kata (untuk mengungkapkannya)."

Ledakan terjadi di dekat pintu masuk stasiun kereta api dan trem Victoria. Stasiun ditutup dan semua kereta dibatalkan.

Polisi juga melakukan peledakan darurat yang terkendali di kawasan Taman Katedral sekitar pukul 01:32, terhadap suatu benda mencurigakan.

Polisi kemudian menegaskan bahwa yang diledakkan itu bukan barang berbahaya.

Setelah serangan itu, para saksi mata berbicara bagaimana ketakutan dan kebingungan mencekam mereka yang terjebak dalam peristiwa tersebut.

Mereka yang berada di dalam arena berkisah bagaimana pakaian dan ponsel berserakan di lantai saat orang-orang bergegas ke arah pintu keluar.

Andy Holey, yang menjemput istri dan anak perempuannya di lokasi konser, mengatakan:

"Saat saya menunggu, terjadi ledakan, melontarkan saya 10an meter, dari satu pintu ke pintu lain."

"Ketika saya berdiri, saya melihat tubuh-tubuh manusia terbaring di lantai. Yang pertama saya pikirkan adalah mencari keluarga saya. Dan saya berhasil menemukan mereka, dalam keadaan selamat."

Tim Forensik bekerja meneliti lokasi kejadian.

Sementara, Emma Johnson mengatakan dia dan suaminya berada di lokasi konser untuk menjemput dua anak perempuan mereka yang berusia 15 dan 17 tahun.

"Kami berdiri di tangga paling atas, dan menyaksikan kaca-kaca meledak - dekat dengan tempat pencualan cendera mata," katanya kepada Radio BBC Manchester.

"Seluruh bangunan berguncang. Terdengar ledakan dan kemudian terlihat kobaran api sesudahnya. Mayat di mana-mana."

Sekitar satu jam setelah ledakan, sejumlah bermunculan tawaran ruangan kamar dan tempat tidur bagi orang-orang yang terjebak di Kota Manchester. Mereka menggunakan hashtag #RoomForManchester.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved