Minggu, 5 Oktober 2025

Penyidik Korea Selatan Periksa Pembantu Dekat Presiden Park

Mereka mengundurkan diri bulan lalu bersama dengan sekretaris lainnya, Jeong Ho-seong, yang telah ditahan atas dugaan membocorkan rahasia resmi.

ABC News/AP/Ahn Young-joon
Sekitar 43 ribu warga Korea Selatan memadati jalanan untuk mendesak Park Geun-hye mundur dari jabatannya sebagai Presiden Korsel. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelidikan maraton atas skandal korupsi terus bergulir di Korea Selatan.

Setelah memeriksa 2 dari 3 mantan pembantu dekat Presiden Park Geun-hye atas skandal korupsi yang melibatkan kawan lamanya Choi Soon-sil, para penyelidik memanggil Lee Jae-man dan Ahn Bong-geun pada Senin (14/11/2016) untuk dimintai keterangan secara sukarela.

Lee menjabat sekretaris kepresidenan bagi urusan administratif. Sementara Ahn sebagai hubungan masyarakat.

Mereka mengundurkan diri bulan lalu bersama dengan sekretaris lainnya, Jeong Ho-seong, yang telah ditahan atas dugaan membocorkan rahasia resmi kepada Choi.

Para penyelidik mencurigai bahwa Lee dan Ahn terlibat dalam pembocoran rahasia yang dilakukan oleh Jeong.

Media Korea Selatan mengatakan Lee secara diam-diam memungkinkan rahasia tersebut menjadi bocor, sementara Ahn menawarkan mobilnya kepada Choi guna memfasilitasi masuknya Choi ke dalam kediaman kepresidenan.

Ketiga mantan sekretaris itu disebut sebagai "trio pembuka pintu" kasus ini.

Para pejabat pemerintah mengatakan mereka pertama-tama harus menemui ketiga orang tersebut sebelum bertemu dengan presiden.

Interogasi kedua mantan pembantu dekat itu dilakukan seiring rencana para penyelidik untuk secara langsung meminta keterangan Presiden Park secepatnya pada hari Selasa atau Rabu, yang akan menjadi pertama kalinya bagi presiden yang tengah menjabat di Korea Selatan.

Ketua partai oposisi terbesar Partai Demokratik Korea, Choo Mi-ae dijadwalkan untuk bertemu dengan Park pada hari Selasa.

Tetapi pertemuan tersebut dibatalkan akibat penentangan kuat dari dalam partainya.

Sementara para anggota partai oposisi lainnya menentang pertemuan Park dan Choo, dengan mengatakan mereka harus bersatu dalam menyerukan presiden untuk mengundurkan diri.

Sementara itu, kian hari makin meningkat seruan masyarakat mendesak pengunduran diri Presiden Korea Selatan Park Geun-hye.

Apalagi pada, Sabtu (12/11/2016) lalu, para pengunjuk rasa menyelenggarakan demonstrasi besar-besaran di Seoul.

Pengunjuk rasa yang memegang poster dan lilin memenuhi jalanan dan alun-alun di pusat ibu kota itu.

Mereka menuntut pengunduran diri Park yang terkena skandal.

Kepolisian mengatakan unjuk rasa itu diikuti 260.000 orang, sehingga menjadi yang terbesar sejak demokratisasi Korea Selatan tahun 1987.

Sekelompok pengunjuk rasa berpawai menuju kantor kepresidenan dan bentrok dengan polisi.

Media setempat memberitakan bahwa lebih dari 20 orang ditahan untuk diinterogasi dan empat petugas polisi cedera.

Sebelumnya bulan ini, kejaksaan menahan kawan lama Park dengan dugaan konspirasi untuk menyalahgunakan kekuasaan dan percobaan penipuan. Dua staf kepresidenan juga ditahan dengan dugaan serupa.

Kejaksaan pada Minggu (13/11/2016) menyampaikan kepada kantor kepresidenan bahwa mereka akan menanyai Presiden Park mungkin pada hari Selasa (15/11/2016) atau Rabu (16/11/2016) pekan depan.

Ini akan menjadi pertama kalinya seorang presiden yang tengah menjabat di Korea Selatan ditanyai oleh kejaksaan.

Jauh sebelumnya, dua orang mantan staf Presiden Korea Selatan Park Geun-hye ditahan oleh Jaksa penuntut dalam skandal yang terus melebar yang melibatkan teman dekatnya Choi Soon-sil.

Jaksa menahan mantan sekretaris senior kepresidenan An Chong-bum pada Minggu (6/11/2016) lalu.

An Chong-bum diduga berkonspirasi dengan Choi untuk menekan perusahaan-perusahaan agar menyumbangkan uang dalam jumlah besar ke dua yayasan.

Seorang lainnya yang ditahan adalah Jeong Ho-seong yang merupakan mantan sekretaris kepresidenan. Ia diduga membocorkan rahasia negara kepada Choi, yang telah ditahan sebelumnya.

Media Korea Selatan mengungkapkan bahwa para jaksa akan melanjutkan proses ke tahap selanjutnya. Mereka akan menentukan apakah presiden terlibat langsung dalam dugaan pelanggaran tersebut.

Sekitar 40.000 orang mengikuti unjuk rasa yang digelar di pusat kota Seoul pada Sabtu (5/11/2016) yang menuntut pengunduran diri Presiden Park. Demonstrasi tersebut merupakan yang terbesar sejak skandal itu mengemuka.

Bahkan kini Kejaksaan Korea Selatan sedang mempelajari kapan dan bagaimana agar bisa memeriksa Presiden Park Geun-hye.

Skandal ini memaksa Park untuk kembali menyampaikan permohonan maaf kepada publik, Jumat (5/11/2016).

Ia menyatakan siap untuk diinvestigasi jika diperlukan.

Peristiwa tersebut akan menjadi sejarah bagi kejaksaan Korea Selatan melakukan penyidikan terhadap seorang presiden yang masih menjabat.

Penyelidikan ini akan fokus mengorek informasi apakah Park mengeluarkan perintah yang berpihak kepada sahabat lamanya, Choi Soon-sil.

Choi kini ditahan atas dugaan konspirasi penyalahgunaan kekuasaan dan berupaya menyelewengkan dana dari 2 yayasan.

Kedua yayasan itu dibentuk dengan bantuan dari kantor kepresidenan. (NHK)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved