Selasa, 30 September 2025

Harga Minyak Melonjak Setelah Hubungan Arab Saudi dengan Iran Memanas

Ketegangan antara Arab Saudi dan Iran usai pengeksekusian ulama Syiah berujung pada melonjaknya harga minyak.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Kompas.com
Ilustrasi minyak mentah. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania C

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan antara Arab Saudi dan Iran usai pengeksekusian ulama Syiah berujung pada melonjaknya harga minyak.

Minggu (4/1/2016) saat Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, harga minyak Brent naik hingga lebih dari tiga persen.

Senin (5/1/2016) ini, terpantau oleh Market Watch harga minyak Brent naik lagi sebesar 0,2 persen menjadi 37,49 dollar AS per barrel.

Menurut seorang analis migas Neil Beveridge, ketegangan antara dua negara produsen terbesar minyak itu dapat membuat para investor bermasalah.

Hal itu dikarenakan minyak yang diproduksi Arab Saudi kebanyakan diperoleh dari wilayah timurnya yang mayoritas penduduknya adalah kaum Syiah.

Sedangkan, menurut seorang analis sumber daya energi Tiongkok, Gao Jian, konflik dua negara itu memang akan berpengaruh sekali pada harga minyak.

Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah yang cukup disegani di Iran, Syeik Nimr al-Nimr, Sabtu (2/1/2016).

Ia dieksekusi bersama puluhan orang lainnya yang dicurigai sebagai anggota Alqaeda, sebagai bentuk intoleransi terhadap aksi kekerasan dan terorisme.

Pengeksekusian itu mengundang protes dari komunitas Syiah, terlebih dari Iran yang mayoritas penduduknya adalah muslim Syiah. (Market Watch/CNBC)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved