Ibadah Haji 2015
Tinjau Arafah, Menag Pastikan Karpet Tipis Tak Lagi Dipakai
Menteri Agama meninjau persiapan di Arafah, Mudzdalifah, dan Mina menjelang puncak haji yang tinggal menghitung hari.
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin meninjau persiapan di Arafah, Mudzdalifah, dan Mina menjelang puncak haji yang tinggal menghitung hari.
Menteri Agama didampingi para Amirul Hajj, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, serta jajaran Kemenag lainnya meninjau langsung tempat yang akan digunakan untuk jemaah haji Indonesia melakukan wukuf.
Dalam kesempatan pertamanya di Arafah, Lukman meninjau toilet, dapur umum, pendingin udara, serta tenda-tenda yang akan digunakan.
Di Arafah, Muassasah Asia Tenggara menunjukan dua karpet, dimana satu karpet atau hambal lama serta satu karpet baru yang akan digunakan pada saat pelakaanaan wukuf nanti. "Ini nanti akan dipakai lagi tidak?" tanya Lukman kepada muassasah yang menyediakan akomodasi tersebut sambil menunjukan karpet lama.
"Tidak, tidak, itu tidak akan digunakan lagi. Kita hanya ingin menunjukkan perbedaan karpet lama dan karpet baru," ucap perwakilan muassasah.
Memang karpet lama atau hambal tampak begitu kucel dan kotor. Selain itu karpet lama pun tampak tipis dengan motif garis-garis.
Lain halnya dengan karpet yang akan digunakan untuk jemaah haji musim kali ini, karpet tampak lebih tebal dan bersih. Meskipun bukan karpet baru tetapi fasilitas karpet yang akan digunakan lebih bagus dari karpet tahun sebelumnya lebih tebal.
"Alhamdulillah perbaikan kualitas pelayanan haji terlihat seperti penyediaan karpet yang lebih baik. Tidak akan digunakan lagi karpet yang lusuh, banyak debu, dan tipis dalam bentuk hambal. Tetapi saat ini karpet akan lebih beraih dan tebal semoga bisa memberi kenyamanan bagi jemaah," ungkap Lukman.
Selain itu tenda-tenda di Arafah pun akan difasilitasi juga dengan alat penyejuk udara berupa aircooler. Dikatakan Lukman dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan bisa lebih membantu jemaah khususnya jemaah yang sudah tua mengingat saat puncak haji suhu udara diperkirakan bisa mencapai 50 derajat celsius.
Begitu juga dengan dapur yang dianggap.ya lebih baik karena lantai dapur sudah dilapisi keramik. "Dapur pun sekarang lebih baik karena daput harus dilapisi kramik, tidak seperti dulu yang masih pasir," ucapnya.