Penembakan di SD Sandy Hook
Motif Penembakan Lantaran Pelaku Ingin Dimasukkan ke RS Jiwa
Motif penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, sedikit demi sedikit mulai terungkap.
TRIBUNNEWS.COM, NEWTON - Motif penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, sedikit demi sedikit mulai terungkap.
Adam Lanza (20), pelaku pembantaian 26 orang, yang terdiri dari 20 orang anak-anak dan enam orang dewasa di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newton, Connecticut, Amerika Serikat (AS), tega melakukan perbuatan keji tersebut, lantaran ibunya, Nancy Lanza berencana memasukannya ke rumah sakit jiwa.
Hal itu diungkapkan oleh seorang tetangga keluarga Lanza, yang cukup dekat dengan mereka, Joshua Flashman, 25.
Menurutnya Adam tega menghabisi nyawa ibunya di hari Jumat, lalu membantai 26 orang di tempat kerja ibunya, SD Sandy Hook, lantaran ia menilai ibunya lebih mencintai tempat kerjanya dibandingkan dirinya.
"Dari apa yang saya tahu, Adam telah mengetahui bahwa ibunya telah mengajukan petisi ke pengadilan untuk conservatorship (proses hukum untuk menyatakan seseorang sakit jiwa oleh pengadilan), dan Nancy telah berkomitmen," ujar Joshua, dilansir dari Foxnews.com, Rabu (19/12/2012).
Akibatnya, Adam sangat marah dengan keputusan ibunya tersebut. "Adam rupanya sangat marah tentang hal ini.. Dia pikir ibunya ingin ia pergi. Dari apa yang saya pahami, Adam benar-benar, benar-benar marah. Saya pikir ini menjadi penyebab mengapa ia tega melakukan penembakan mematikan itu," tuturnya.
Seorang penegak hukum yang menangani kasus penembakan SD Sandy Hook, mengamini dugaan tersebut.
Sejumlah sumber mengatakan Adam, menderita sindrom Asperger, sebuah bentuk autisme, dan masalah mental dan masalah emosional.
Adam Lanza juga dikenal oleh orang-orang terdekatnya sebagai pria yang luar biasa cerdas. Ia mengambil kuliah di Universitas Negara Bagian Connecticut Barat ketika berusia 16 tahun. Ia mendapatkan nilai rata-rata 3,26, dan unggul di dalam kelas komputer. (foxnews.com)
Klik: