Selasa, 30 September 2025

Ibadah Haji 2025

Ada 5 Isu Utama Haji 2025, Dirjen PHU Ungkap Cara PPIH Menyelesaikannya

Hilman Latief menyebut ada lima isu haji yang muncul saat penyelenggaraan ibadah haji 2025. Namun semuanya bisa diatasi dengan baik.

Penulis: Dewi Agustina
MCH 2025
5 ISU HAJI - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief mengakui ada lima isu haji yang muncul saat penyelenggaraan ibadah haji 2025. Namun berkat kerja keras PPIH semua isu tersebut bisa diatasi dengan baik. Hilman Latief saat Penutupan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M di Aula HM Rasjidi Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (14/7/2025). 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M berjalan sukses.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief mengakui sempat muncul sejumlah kendala pada minggu-minggu awal operasional haji.

Baca juga: Komisi VIII DPR Targetkan RUU Haji Bisa Segera Rampung Agar Tak Rugikan Jemaah

Namun berkat kerja keras Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi serta pihak terkait, kendala tersebut berhasil diatasi.

"Selama penyelenggaraan haji tahun ini setidaknya ada 5 isu utama yang telah berhasil diselesaikan dengan koordinasi yang solid antara Kementerian Agama RI dan Kementerian Haji Arab Saudi," kata Hilman Latief saat Penutupan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M di Aula HM Rasjidi Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Hilman mengungkap 5 isu tersebut adalah:

  • Perbedaan data jemaah antara manifest penerbangan dan e-hajj. 
  • Pergerakan jemaah dari Madinah ke Makkah
  • Penempatan jemaah di hotel Makkah
  • Istithaah (kesehatan) jemaah
  • Pembayaran hadyu atau dam

Baca juga: Fase Pemulangan Jemaah Haji Tuntas, 434 Jemaah Meninggal, 46 Masih di RS

Perbedaan Data Jemaah antara Manifest Penerbangan dan Siskohat 

Dirjen Hilman mengaku sempat ada perbedaan data jemaah haji antara manifest penerbangan dan data yang tercatat di E-Hajj dan Siskohat. 

Hal ini kata Hilman disebabkan oleh banyaknya pembatalan keberangkatan secara mendadak seperti jemaah yang sakit, jemaah yang meninggal, dan jemaah yang mundur penerbangannya atau bahkan jemaah yang ingin maju penerbangannya.

"Selain itu juga tentu saja faktor lain di antaranya adalah sistem yang terjadi error berkali-kali dalam pemisahan jemaah," jelas Hilman.

JEMAAH HAJI PULANG - Fase pemulangan jemaah haji Indonesia tahun 1446 H berakhir pada Kamis (10/5/2025). Foto Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab saat melepas keberangkatan jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 28 Debarkasi Kertajati (KJT28) dari Kota Nabawi ke Indonesia.
JEMAAH HAJI PULANG - Fase pemulangan jemaah haji Indonesia tahun 1446 H berakhir pada Kamis (10/5/2025). Foto Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab saat melepas keberangkatan jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 28 Debarkasi Kertajati (KJT28) dari Kota Nabawi ke Indonesia. (MCH 2025)

Dalam perjalanannya Kemenag kemudian berhasil melakukan rekonsiliasi data secara intensif dan memastikan semua data dilakukan sudah sesuai.

Pergerakan Jemaah dari Madinah ke Makkah 

Pergerakan jemaah dari Madinah ke Makkah sempat mengalami tantangan sebagai akibat bercampurnya data karena beberapa kelompok jemaah terpisah berdasarkan syarikat yang ada. 

"Namun kami telah mengatur transportasi khusus untuk memastikan semua jemaah tiba dan selamat melakukan perjalanan dari Madinah ke Makkah," kata Hilman.

Penempatan Jemaah di Hotel Makkah 

Isu yang ketiga kata Hilman terkait penempatan jemaah di hotel Makkah.

Menurut Hilman mayoritas jemaah tinggal di hotel masing-masing sesuai dengan konsep yang disusun sesuai dengan manifest dan juga syarikah. 

Tujuannya adalah untuk mengamankan jemaah saat bergerak ke Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

"Namun ada sejumlah jemaah yang terpisah dari kelompoknya dan berharap bisa bergabung dengan kloternya meskipun syarikatnya berbeda, baik berkoordinasi kepada Kementerian Agama maupun yang melakukan atas inisiatif sendiri," kata Hilman. 

PPIH kemudian berkomunikasi dengan Kementerian Haji Arab Saudi beserta syarikah.

Pada akhirnya sejumlah jemaah yang berbeda syarikah tersebut mendapatkan izin untuk digabungkan, terutama pasangan suami istri, jemaah lansia dengan pendampingnya serta jemaah disabilitas dengan pendamping.
 
Istithaah Jemaah

Terkait kesehatan jemaah, PPIH sangat memperhatikan kondisi lansia dan jemaah dengan risiko tinggi.

Hilman mengatakan pihaknya sudah menyampaikan dengan mitra bahwa proses seleksi dilakukan lebih ketat terhadap jemaah dengan kondisi kesehatan tertentu.

Ini termasuk jemaah yang memiliki penyakit-penyakit khusus seperti jantung, cuci darah dan penyakit lainnya agar tidak berangkat haji.

Penyembelihan Hadyu/Dam Haji

Terkait penyembelihan hadyu atau dam haji, Hilman mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada Kerajaan Arab Saudi bahwa ada dua opsi yang tersedia yaitu melalui Adahi di Arab Saudi atau melalui Baznas di Tanah Air.

Menurut Hilman, pembayaran Dam yang dilakukan melalui melalui BAZNAS terhimpun lebih dari Rp 21 miliar untuk 8.451 ekor kambing.

"Insya Allah dalam waktu dekat kami akan launching dengan Bapak Menteri Agama bahwa hasilnya insya Allah akan ada 211 ribu pouch daging yang akan kita bagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya," kata Hilman.

Hilman mengapresiasi Pemerintah Arab Saudi yang telah bekerjasama dan berkoordinasi dengan Indonesia sehingga semua isu tersebut dapat diatasi dengan baik 

"Alhamdulillah dengan kerja sama yang baik antara kedua negara, semua isu dapat diselesaikan dengan lancar dan jemaah Haji Indonesia dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat," ujarnya.

Apresiasi Petugas Haji

Lebih lanjut Hilman juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025.

Termasuk kepada DPRRI khususnya Komisi VIII dan Dewan Pengawas Haji, DPD RI, BPK, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, TNI, Polri, BPKH, Baznas, maskapai penerbangan dan lainnya.

Apresiasi mendalam juga disampaikan kepada seluruh petugas haji Indonesia baik sebagai petugas bimbingan ibadah, petugas kesehatan, petugas layanan teknis hingga media yang tergabung dalam MCH 2025.

"Terima kasih atas peluh, tenaga dan cinta yang disematkan dalam setiap langkah pelayanan kepada jemah haji Indonesia," kata Hilman.

Apresiasi terhadap Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025 atau petugas haji juga disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Menurut Menag, petugas haji telah bekerja dengan dedikasi luar biasa selama lebih dari dua bulan pelaksanaan ibadah haji.

Menag menyebut, para petugas haji bekerja dalam senyap dan diam.

"Inilah kebanggaan kita semuanya, seluruh petugas mulai dari Amirul Hajj sampai teman-teman di lapangan yang bekerja dengan senyap, diam tanpa pernah berkomenter apapun," ujar Menag, Senin (14/7/2025).

Tak lupa Hilman juga menyampaikan doa dan harapannya kepada jemaah haji Indonesia.

"Kepada seluruh jemaah kami sampaikan terima kasih atas doa, kesabaran dan keteladanan dalam menjalani ibadah. Semoga yang telah wafat mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, yang sakit segera disembuhkan. Dan bagi jemaah yang telah kembali ke tanah air mendapatkan predikat haji yang mabrur," harap Hilman. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved