Euro 2012
Inilah The Best Eleven di Euro 2012
ebanyak 16 negara yang terdiri dari 368 pemain telah bertempur di kancah Euro 2012 yang berlangsung dari Jumat (8/6/2012) dan berakhir pada Senin





TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 16 negara yang terdiri dari 368 pemain telah bertempur di kancah Euro 2012 yang berlangsung dari Jumat (8/6/2012) dan berakhir pada Senin (2/7) dini hari ini. Ada banyak momen menarik terjadi, apakah itu penyelamatan seorang kiper, umpan indah seorang gelandang, maupun gol terbaik dari seorang striker.
Redaksi Tribun, dengan berdasar pengamatan, dan diramu dari berbagai sumber, mencoba memilih sebelas pemain terbaik yang pantas masuk dalam tim impian di Euro 2012 ini. Tim impian ini akan memakai formasi yang paling banyak dipakai di euro 2012 kali ini yakni 4-3-2-1. Berikut sebelas pemain terbaik versi Tribun.
Gianluigi Buffon - Italia
Untuk posisi kiper, pilihan akhirnya jatuh pada kiper Italia ini. Sebuah pilihan yang sulit terutama karena ia harus bersaing dengan kiper Spanyol, Iker Casillas. Apa yang ditunjukkan Casillas ketika mementahkan sundulan pemain Kroasia, Rakitic di penyisihan grup menjadi bukti kehebatannya.
Namun, jangan lupa, lini belakang Spanyol sangat kuat hingga praktis Casillas jarang bekerja keras. Ini berbeda dibandingkan Buffon yang harus memeras keringat di setiap pertandingan. Aksi hebat Buffon yang mengundang decak kagum ketika sukses meredam tendangan pemain Inggris Glenn Johnson di perempatfinal.
Philipp Lahm - Jerman
Jarang ada pemain yang punya kemampuan seperti Lahm. Di posisi bek kanan, ia bisa beroperasi menyisir ke pertahanan sebalah kiri. Ia memang punya talenta lengkap untuk bisa beroperasi di kedua lini. Ditambah dengan terobosan yang cepat untuk melepas crossing, Lahm pantas jadi yang terbaik di posisi ini.
Fabio Coentrao - Portugal
Salah seorang winger kiri yang paling agresif membantu penyerang selama turnamen ini. Hebatnya lagi, kendati sering naik membantu penyerangan, ia tak kerepotan mengawal posnya karena Coentrao diberkahi dengan kecepatan lari dan stamina yang maksimal.
Mats Hummels -Jerman
Tak ada bek sentral yang sukses melakukan tekel di Euro ini melebihi dirinya, tak ada juga bek yang mengalahkan Hummels dalam rekor jumlah umpan di sepanjang pertandingan di Euro 2012 ini. Posisi dan kemampuan dalam duel udara menjadi senjata tambahan bek 23 tahun ini.
Sergio Ramos - Spanyol
Cederanya Carles Puyol memaksa Ramos jadi bek sentral. Bertandem dengan Gerard Pique, ia dengan cepat beradaptasi dengan tugas barunya. Ditunjang dengan teknik yang lengkap, ia pun jadi pilar pertahanan terbaik Matador.
Bastian Schweinsteiger - Jerman
Konsisten di setiap pertandingan. Kuat bermain di lini belakang, maupun membantu penyerangan. Ditunjang stamina di atas rata-rata, dan penguasaan lapangan yang optimal, Schweinsteiger tak diragukan adalah yang terbaik di posisinya.
Andrea Pirlo - Italia
Gelandang jenius. Betah di posisinya di depan bek, ia jadinya sangat sulit untuk dikawal. Umpan-umpan terobosannya kerap mengundang decak kagum, dan jadi teror untuk tim lawan.
Ricardo Montolivo - Italia
Harus diakui bukan yang terbaik di posisinya, tapi ia jadi pemain vital untuk suksesnya Italia di Euro 2012 kali ini. Lari sepanjang pertandingan, dan terus melakukan terobosan ke lini pertahanan lawan. Energi dan semangat Montolivo pantas mendapat ganjaran setimpal.
Andres Iniesta - Spanyol
Gelandang kreatif yang punya skill luar biasa. Terus menjelahi lini pertahanan lawan dari berbagai sisi, dan kerap memberikan umpan yang ajaib.
Alan Dzagoev- Rusia
Bintang yang bersinar paling terang di babak penyisihan. Teknik tinggi, dan gerakannya yang eksplosif menjadi inspirasi lini depan Rusia. Tiga gol yang diciptakan menunjukkan kompletnya Dzagoev: dua gol lewat kaki kiri dan kanan, dan lewat sundulan kepala.
Cristiano Ronaldo - Portugal
Performa individunya membawa Portugal melaju sampai semifinal. Ia adalah teror untuk para bek lawan dengan kecepatan, dan ketajamannya saat membawa bola. Banyak orang menyebutkan dampak Ronaldo sekarang seperti apa yang dilakukan Diego Maradona pada Piala Dunia 1986, dan Michael Platini pada Piala Eropa 1984. Bedanya, langkah Ronaldo tak sampai ke tangga juara. (Tribunnews/den)