Sabtu, 4 Oktober 2025

Euro 2012

Efisiensi Seribu Dewa Menantang Keganasan Panser

Tempat itu bernama Syntagma Square, area yang ramai dan sibuk, terletak di depan gedung parlemen di Athena, ibukota Yunani.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Efisiensi Seribu Dewa Menantang Keganasan Panser
net
Pemain timnas Jerman berlatih mempersiapkan diri menghadapi pertandingan melawan Denmark

oleh: Willy Kumurur

TRIBUNNEWS.COM - Tempat itu bernama Syntagma Square, area yang ramai dan sibuk, terletak di depan gedung parlemen di Athena, ibukota Yunani. Banyak karangan bunga diletakkan di sana, sebagai bentuk simpati masyarakat yang terkesima atas berpulangnya seorang yang berusia 77 tahun, Dimitris Christoulas.

Ia “menghadiahi” kepalanya dengan sebutir peluru di suatu pagi di bulan April 2012. Kakek itu memilih mengakhiri hidupnya. “Usiaku sudah lanjut dan tak memungkinanku untuk membuat tindakan dinamis. Aku tak melihat cara lain, selain mengakhiri hidup.

Aku tak mungkin hidup dari satu tong sampah ke tong sampah lainnya agar bisa bertahan,” tulis Christoulas dalam surat terakhirnya. Langkah penghematan pemerintah sebagai syarat untuk menerima bantuan finansial internasional membuat usahanya gulung tikar. Tunjangan para pensiunan dipangkas, pajak dinaikkan, dan pemutusan hubungan kerja meningkat tajam. Di zona euro, negeri mitos dan dongeng ini menjadi yang paling terpukul.

Negeri para filsuf itu terjerembab di tubir jurang krisis. Tragedi Christoulas memicu protes ratusan pengunjuk rasa yang akhirnya bentrok dengan aparat keamanan. Yunani pecah dalam dua kubu: bertahan di Uni Eropa atau keluar. Selama berbulan-bulan Yunani berada dalam ketidak-pastian, sampai akhirnya negeri itu mengakhiri kebuntuan politik berbulan-bulan dengan memilih partai-partai pro bailout di pemilu yang paling menentukan beberapa hari yang lalu. Pemilu memberikan cukup suara bagi konservatif pro penghematan dan partai sosialis untuk membentuk koalisi pemerintahan yang rapuh dan canggung.

Pemimpin New Democracy Yunani, Antonio Samaras, akan menghadapi ujian pertama sebagai pemimpin pada minggu depan ketika dia mulai perbincangan dengan pengawas bailout dari Uni Eropa dan IMF. Tumpuan harapan mereka saat ini berada di tangan kekuatan ekonomi raksasa terutama Jerman. Bersama Perancis, Jerman menjalin kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu negara-negara yang sedang mengalami kesulitan di kawasan euro termasuk Yunani. Setelah Yunani memilih setia dengan Eropa, sekarang semua mata tertuju pada Jerman mengenai kemungkinan pemberian kelonggaran bagi Athena. Berlin telah mengirimkan pesan bertentangan seusai pemilu Yunani. Kanselir Jerman, Angela Merkel, memanggil Samaras untuk menyelamatinya, namun kantor Merkel mengatakan dia meminta Yunani setia dengan komitmen Eropanya.

 Betapa malang nasibmu, wahai negeri seribu dewa. Di bawah bayang-bayang kekuatiran dan situasi seperti inilah, tengah malam nanti, Yunani akan berjumpa dengan Jerman, bukan di meja perundingan untuk menyelamatkan negeri itu dari krisis ekonominya; namun di gelanggang sepakbola, untuk pertempuran babak delapan besar EURO 2012.

Pemimpin Jerman, Merkel, akan hadir di PGE Arena, Gdansk, tanpa didampingi pemimpin Yunani. Koran bertiras besar Jerman, Bild, menulis, “Be happy dear Greeks, the defeat on Friday is a gift. Against Jogi Loew, no rescue fund will help you.” (Berbahagialah Yunani tercinta, karena kekalahan di hari Jumat ini adalah sebuah hadiah. Perlawanan kepada Jogi Loew/pelatih Jerman, berarti tak ada dana penyelamatan bagi negeri Anda). Harian The New York Times, edisi hari ini mengutip seorang Jerman, yang menyerukan Yunani untuk Go, Fight, but Don’t Win! (pergi, bertempurlah, namun jangan menang!).

 Jika di dunia ekonomi-politik, negeri Yunani sedang mengencangkan ikat pinggang, demikianlah tim Yunani –di bawah asuhan Fernando Santos- menerapkan efisiensi, karena efisiensi itu pula yang membuat Yunani secara mengejutkan lolos ke babak perempat final Piala Eropa 2012. "Gnothi Seauthon!" ujar filsuf besar Yunani; kenalilah dirimu sendiri, pesan Socrates berabad-abad yang silam. Jati diri mereka adalah efisiensi, seperti yang diperkenalkan oleh Otto Rehhagel, pelatih asal Jerman, yang mengantarkan Yunani ke puncak Euro 2004. Dinihari nanti, di tengah tekanan ekonomi-politik, dan di bawah tatapan mata Kanselir Merkel, para “filsuf dan dewa” menantang untuk digilas panser.***

 Willy Kumurur adalah pencinta bola.

 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved