Jumat, 3 Oktober 2025

Euro 2012

Belanda vs Jerman: Football is War

Belanda dan Jerman adalah dua musuh bebuyutan di pentas sepakbola.

zoom-inlihat foto Belanda vs Jerman: Football is War
net
Arjen Robben berbincang dengan pelatih Bert Van Marwijk

Liputan Khusus Euro 2012 di Tribun Jakarta

Baca Juga Berita Piala Eropa 2012 lainnya

Pernak-pernik dan Laporan Langsung dari Euro 2012

TRIBUNNEWS.COM – Belanda dan Jerman adalah dua musuh bebuyutan di pentas sepakbola. Perseteruan supersengit di antara kedua negara tak lepas dari urusan dendam Belanda yang pernah diinvasi Jerman pada Perang Dunia II.

Pertempuran yang disebut Slag om Nederland oleh orang Belanda ini terjadi pada 10-14 Mei 1940. Ketika itu pasukan utama Belanda menyerah atas Jerman dengan pasukan Nazi-nya.

Sejarah kelam dari peperangan itu terbawa ke pertemuan kedua negara di lapangan hijau. Duel dua musuh bebuyutan ini selalu berlangsung dalam tensi tinggi, dan tak jarang dibumbui kekisruhan.

Insiden yang paling menyita perhatian adalah cekcok antara Rudi Voeller di kubu Der Panzer dan Frank Rijkaard di pihak De Oranje. Keduanya terlibat insiden peludahan ketika kedua tim bertemu di 16 besar Piala Dunia 1990.

Rivalitas panas kedua negara tergambar dari ucapan maestro sepakbola Belanda Rinus Michels "football is war". Ya, bagi kedua negara, sepakbola ibarat peperangan.

Kemenangan akan disambut sukacita seantero negeri. Sebaliknya kekalahan akan menimbulkan luka. Luka teramat perih. Obatnya hanya satu; mengalahkan kembali lawan yang sama di pertemuan berikutnya.

Legenda sepakbola Jerman Franz Beckenbauer juga punya kiasan mengenai perseteruan kedua negara. "Pertandingan melawan Belanda merupakan momen yang selalu saya nantikan. Baik ketika menjadi pemain maupun ketika pelatih. Saya tidak akan melewatkan satupun detil pertandingan," kata Beckenbauer.

Kamis (14/6/2012) dinihari, Metalist Stadium, yang berlokasi di Kharkiv, Ukraina, akan menjadi saksi siapa pemenang peperangan dua musuh abadi ini. De Oranje dalam posisi tertekan menyusul kekalahan 0-1 dari tim Dinamit Denmark pada pertandingan perdana Grup B. Sementara Der Panzer berbekal tiga poin kemenangan atas Portugal.

Namun statistik di klasemen tidak akan mengurangi tensi laga ini. Mark van Bommel cs mengetahui konsekwensi jika takluk pada laga ini. Kekalahan yang dibarengi kemenangan Denmark atas Portugal, otomatis akan membuat pasukan Bert van Marwijk tersingkir secara dini dari turnamen bergengsi ini.

"Jerman kontra Belanda selalu menjadi laga spesial. Sayangnya kami cuma punya satu pilihan, menang atau angkat koper," kata Van Marwijk dilansir BBCSport.

Beckenbauer merupakan figur utama ketika rivalitas klasik keduanya mulai memanas di dekade 1970-an. Ia menggambarkan laga kontra Belanda dengan istilah "football in its purest form", sepakbola dalam bentuknya yang paling orisinal. "Pertandingan selalu melibatkan emosi dan ketegangan yang berbeda tiap laga," kata eks Kapten Jerman Barat ini.

The Dutch memiliki 18 museum yang mengoleksi memorabilia pertandingan melawan Der Panzer. Rivalitas keduanya mulai terjadi tahun 1974. Ketika Belanda yang dimotori Johan Cruyff dan Neeskens plus diarsiteki Rinus Michels kalah dari Jerman Barat di babak final Piala Dunia 1974.

Itu pertandingan perdana di kompetisi resmi setelah Jerman menginvansi Belanda pada Perang Dunia II. Kian lengkaplah penderitaan Belanda. Wim van Hanegem, yang ayah dan dua saudaranya meninggal dalam perang, menolak menghadiri seremoni penyerahan piala. "Saya tidak suka Jerman. Saya benci melihat muka mereka. Mereka membunuh keluarga saya," kata sayap Belanda ini usai laga.

Berti Vogts yang sukses mematikan Cruyff pada laga itu masih mengingat momen setelah peluit akhir berbunyi. "Cruyff enggan menjabat tangan saya. Tapi tiga tahun kemudian kami bertemu dan baru menyampaikan selamat tapi masih tak mau mengakui kekalahan. Ia menyatakan kami memiliki pemain terbaik tapi mereka kalah," kata Vogts.

Keduanya kembali bertemu di Piala Dunia 1978. Legenda Jerman lainnya, Karl-Heinz Rummenigge, mendeskripsikan laga penuh emosi itu. "Tekanan luar biasa. Media mengulas habis-habisan pertandingan. Sayang sekali mereka tampil lebih baik dari kami di turnamen itu," kata Rummenigge.

Skor akhir 2-2 dan Belanda melaju ke babak final namun takluk 1-3 dari Argentina. Tahun 1988, rivalitas kembali terjadi. Namun malam di Hamburg itu menjadi milik Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten.

Ketiganya menginspirasi kemenangan 1-0 atas Jerman di babak final dan meraih gelar Piala Eropa 1988. Lebih 9 juta penduduk, persentasenya mencapai 60 persen warga Belanda saat itu, tumpah di jalan merayakan kemenangan.

Ini merupakan kerumunan orang terbanyak dalam sejarah Negeri Kincir Angin sejak perayaan kemerdekaan 30 Januari 1648. "Tahun 1940 Jerman datang. Tahun 1988 giliran kami yang datang," dilantungkan di jalan. “Saya melihat emosi. Saya menyaksikan air mata mereka," kata Gullit mengenai perayaan ini.

Dari segi statistik, kedua tim telah "berperang" 38 kali. Jerman masih superior dengan 14 kemenangan dan 14 seri. Belanda mengantongi 10 kemenangan. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di HSH Nordbank Arena, Berlin, 16 November 2011, dalam laga uji coba. Tiga gol dari Thomas Mueller, Miroslav Klose, dan Mezut Oezil membungkam Belanda.

Namun statistik dari lima pertemuan terakhir keduanya, De Oranje mengantongi dua kemenangan dan dua lainnya berakhir seri.

Menghadapi laga nanti, pelatih kedua tim merahasiakan formasi yang akan digunakan. Joachim Loew sepertinya nyaman dengan kemenangan 1-0 atas Portugal dan tetap mempertahankan the winning team-nya.

Sementara Van Marwijk memiliki opsi memakai dua striker, Jan-Klas Huntelaar dan Robin van Persie, di lini depan. Namun jika acuannya Piala Dunia 2010, Van Marwijk konsisten dengan formasi 4-2-3-1.

Kabar gembira bagi Van Marwijk seiring pulihnya bek Joris Mathijsen. Mathijsen akan mengisi posisi yang ditempati Ron Vlaar. Gelandang andalan Wesley Sneijder kembali menjadi motor serangan. Sneijder sebelumnya sempat menderita cedera ringan, namun dipastikan bisa turun dalam perang klasik nanti.

Sementara Loew nyaman dengan Mario Gomez dibanding Klose di lini depan. Gomez menjadi penentu kemenangan atas Portugal. "Saya tidak ingin terlibat perdebatan apakah Gomez atau Klose yang terbaik. Saya memiliki alasan sendiri untuk menentukan starter dibanding apa yang dikemukan fans dan media," kata Loew.(tribunnews/sur)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved