HUT Kemerdekaan RI
Memaknai HUT RI ke-78 dari Garda Terdepan Covid-19, Sudah kah Merdeka dari Covid-19?
Kesan HUT RI tahun ini diungkap oleh garda terdepan Covid-19 yaitu para dokter. Sudahkah merdeka dari covid-19?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Tahun ini Indonesia memasuki usia ke-78.
Perayaan kemerdekaan 2023 ini berbeda setelah Covid-19 dinyatakan beralih status menjadi endemi.
Kesan HUT RI tahun ini berbeda juga diungkap oleh garda terdepan Covid-19 yaitu para dokter. Sudahkah merdeka dari covid-19?
Suasana HUT RI ke-78 ini tampak lebih meriah.
Semarak perlombaan dan upacara kemerdekaan digelar diberbagai daerah.
Baca juga: Ilmuwan Covid-19 Asal Inggris Tewas usai Kepalanya Terbentur dalam Kecelakaan Sepeda di Italia
Kesan HUT RI tahun ini berbeda juga diungkap oleh garda terdepan Covid-19 yaitu para dokter.
Seperti yang diungkap oleh Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Erlina Burhan.
Dalam sesi wawancara bersama Tribunnews, dokter spesialis paru RSUP Persahabatan ini merasa bersyukur bahwa tahun ini Covid-19 di Indonesia sudah tak jadi pandemi lagi.
Selama masa pandemi sekira 2020-2022, dokter dan tenaga kesehatan harus berkutat untuk menyelamatkan pasien Covid-19.
"Apakah kita merdeka dari Covid-19? Simple kalau kita mengartikan merdeka di sini saat terbebas dari sebuah kondisi sulit. Saya kira kita merdeka," kata Dr Erlina.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa Covid-19 masih tetap menjadi penyakit yang bisa menginfeksi masyarakat.
"Terjadi Transformasi dari pandemi ke endemi tapi kita harus tetap sangat berhati-hatim jangan karena fase akhir ini terlewati kemudian kita merasa itu bebas 100 persen dari Covid-19," ungkap Erlina.
Satu hal yang harus tetap dijalankan meski status pandemi sudah berakhir adalah menjalankan pola hidup sehat dan bersih termasuk juga memakai masker.
Baca juga: Kemenkes Buka Rekrutmen Relawan Covid-19, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya
"Yang biasa kita lakukan itu kan cuci tangan merupakan kebiasaan yang baik yang harus kita lakukan. Jadi jangan karena kita menganggap pandemi sudah lewat enggak usah cuci tangan. Itukan penting gitu bukan hanya untuk penyakit Covid-19 tapi penyakit lain juga," tutur dr Erlina.
"Demikian pula penggunaan masker pada kondisi tertentu jangan kita merasa bahwa masker ini beban ya, kan sekarang juga lagi polusi udara. Jadi dipakai saja ya," pesan dia.
Sejak dinyatakan endemi, suasana di Rumah Sakit juga berubah.
Masyarakat mulai berdatangan untuk memeriksakan kesehatan mereka tanpa rasa takut.
Pengurus PB IDI dan PP IAKMI sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Timur Tengah dr Iqbal Mochtar menuturkan, pelonggaran-pelonggaran yang telah diperlakukan hampir diseluruh negara mempermudah kehidupan masyarakat.
Seperti berpergian atau travelling yang kini sudah bebas.
"Tidak ada lagi pemeriksaan, vaksinasi tidak lagi jadi syarat perjalanan dan sebagainya sudah sangat-sangat berbeda dengan suatu kegiatan sebelumnya," ungkap dr Iqbal yang kini bekerja di Qatar.
Dr Iqbal menceritakan bahwa kasus Covid-19 di Qatar sudah lebih dahulu nyaris nihil ketimbang di Indonesia.
Bahkan ada beberapa rumah sakit yang dulunya didedikasikan khusus untuk RS Covid-19 sekarang fungsinya telah dikembalikan sebagai Rumah Sakit biasa.
"Perasaan kami dokter juga tidak sekalut saat Covid-19. Saya ingat dulu, setiap hari saya hampir tidak bisa memastikan diri saya apakah hari esok saya masih hidup. Karena dulu semua serba tidak pasti," ungkap dr Iqbal.
"Di sini (Qatar) mungkin 8 atau 9 bulan yang lalu kasusnya itu sudah nihil. Kehidupan sehari-hari normal, hanya ada satu atau dua kasus Covid-19 saja. Jadi secara keseluruhan di Qatar kondisi Covid-19 sudah sangat terkontrol," lanjut dia.
Di tengah sukacita HUT RI ini, ia menyarankan untuk tetap mencegah transmisi Covid-19 dengan memakai masker dan rajin cuci tangan serta menjalankan hidup sehat dan bersih.
"Tapi kita sudah melewati pandemi ini. Jadi kemerdekaan yang ada saat ini kita merasa bebas, kita merasa lebih baik dibanding dua atau tiga tahun yang lalu, itu jangan membuat kita lengah," tutur dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.