Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Satgas Covid-19 Ingatkan Masyarakat Tetap Displin dan Mandiri Jaga Kesehatan Jika PPKM Dihentikan

Penyesuaian kebijakan akan tetap mementingkan protokol kesehatan, vaksinasi, pengawasan, maupun komunikasi publik.

Tangkap layar akun YouTube Sekretariat Presiden
Merespons sinyal akan berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, perlu kedisplinan masyarakat agar dapat menjaga kesehatannya secara mandiri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merespons sinyal akan berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, perlu kedisplinan masyarakat agar dapat menjaga kesehatannya secara mandiri.

Menurutnya, kebijakan PPKM memiliki dampak besar dalam pengendalian Covid-19 di tanah air.

Karena itu, penyesuaian kebijakan akan tetap mementingkan protokol kesehatan, vaksinasi, pengawasan, maupun komunikasi publik demi menjaga herd immnutiy tetap tinggi.

"Sehingga perubahan kebijakan tersebut memerlukan kedisplinan masyarakat dalam menjaga kesehatan secara lebh mandiri agar transisi dapat berjalan dengan baik dan Covid-19 tetap terkendali di Indonesia," ujar dia dalam konferensi pers Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Jokowi Ungkap Mayoritas Menterinya Minta Lockdown dan Kini PPKM Direncanakan Stop Sebelum Akhir 2022

Meskipun saat ini Indoensia masuk situasi endemi, namun kewaspadaan masyarakat secara global di masa kini harus tetap tinggi karena WHO masih belum mencabut status pandemi.

Terlebih, lima negara saat ini tengah mengalami kenaikan kasus yaitu, Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman dan China.

Namun, dari lima negara tersebut hanya China kenaikannya jauh lebih tinggi dari puncak sebelumnya. Sedangkan untuk Jepang, Korea Selatan, Australia dan Jerman mengalami kenaikan namun tak setinggi puncak sebelumnya.

"Lima negara ini masih mengalami penambahan kasus positif rata-rata sekitar 16 ribu sampai 142 ribu kasus, setiap harinya," beber Wiku.

Wiku pun menegaskan, pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengambil keputusan.

"Mohon masyarakat memaksimalkan momentum ini agar perekonomian bisa berjalan lancar," harap Wiku

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved