Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

BREAKING NEWS Update Covid-19 per 14 September 2022: Tambah 2.799 Kasus Baru, 21 Jiwa Meninggal

Pemerintah merilis perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.799 kasus dan 21 jiwa meninggal pada Rabu (14/9/2022).

Covid19.go.id
Perkembangan kasus Covid-19 per 14 September 2022. Pemerintah merilis perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.799 kasus pada Rabu (14/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah merilis perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.799 kasus pada Rabu (14/9/2022).

Penambahan kasus Covid-19 hari ini mengalami penurunan dibandingkan pada Selasa (13/9/2022), di angka 2.896 kasus.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 di situs resminya, total kasus terkonfirmasi virus corona sebanyak 6.400.035 kasus hingga Rabu (14/9/2022).

Adapun kasus sembuh dari Covid-19 di Indonesia saat ini bertambah 3.938 orang.

Sehingga, total pasien sembuh dari Covid-19 pun berjumlah 6.211.796 orang.

Sementara itu, untuk kasus kematian karena terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia bertambah 21 jiwa pada Rabu ini. 

Baca juga: Update Covid-19 Global 14 September 2022: Total Infeksi 614,8 Juta, Jumlah Kematian 6,5 Juta

Jumlah penambahan angka meninggal akibat Covid-19 hari ini meningkat dibandingkan pada Selasa kemarin, di angka 20 orang.

Jadi, total kasus pasien yang meninggal akibat virus Corona kini berjumlah 157.828 jiwa.

Kemudian, untuk kasus aktif Covid-19 di Indonesia berjumlah 30.411 kasus.

Kasus Covid-19 pada Anak Sekolah Naik 22.980 Kasus selama Juli-Agustus

Diberitakan Tribunnews.com, terjadi tren peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak sekolah dalam kurun waktu dua bulan ini.

Tercatat, sebesar 33,81 persen atau 22.980 anak sekolah terkonfirmasi covid-19.

Jumlah kasus covid-19 pada anak sekolah ini memberikan kontribusi terhadap penambahan kasus nasional sebesar 15,15 persen.

Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Retno Asti Werdhanie, mengatakan penularan covid-19 di lingkungan sekolah sulit untuk dihindari.

Untuk itu, semua pihak, baik dari siswa, guru, orang tua, hingga pemda harus mewaspadainya.

"Anak di sekolah menjadi tanggung jawab guru dan pengurus sekolah."

"Sistem di sekolah harus memberikan pengawasan dengan membuat sistem monitoring terhadap anak-anak atau pendidik yang memiliki gejala yang bisa dilaporkan ke puskesmas setempat," kata Retno dalam diskusi daring BNPB, Selasa (13/9/2022).

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Ia berharap, pihak sekolah memastikan agar tidak ada warga sekolah yang tetap memaksakan diri datang ke sekolah saat mengalami gejala batuk dan pilek.

Selain itu, kampanye tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

Retno menyebut, terdapat waktu-waktu rentan penularan di sekolah yakni jam istirahat atau jam pergi dan pulang sekolah.

Sehingga, pihak sekolah bisa membuat tim untuk mencegah terjadi penumpukan di sekolah ketika jam istirahat dan orang tua bisa langsung menjemput ketika jam sekolah usai.

Baca juga: Sri Mulyani di HSBC Summit: Ancaman Krisis Iklim Lebih dari Pandemi Covid-19

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 23 Agustus 2022, dari total 440.071 sekolah yang menyelenggarakan sekolah tatap muka, hanya 6.796 atau 1,54 persen yang melakukan active case finding.

Sementara cakupan vaksinasi pada kelompok umur 6-11 tahun, masih dibawah anak kelompok usia 12-17 tahun.

Di mana cakupannya sudah tinggi, yakni mencapai 95,71 persen (25.560.391), dan cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 82,75 persen (22.098.043).

Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Rina Ayu Panca Rini)

Simak berita lainnya terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved