Virus Corona
Kasus Covid-19 setelah Lebaran Dinilai Aman, Satgas Sebut Tidak Ada Kenaikan Kasus yang Signifikan
Ketua Satgas Covid-19, Prof Zubari Djoerban, mengungkapkan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia setelah libur Lebaran 2022.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Satgas Covid-19, Prof Zubari Djoerban, mengungkapkan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia setelah libur Lebaran 2022.
Mengingat pada Lebaran tahun ini pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman masing-masing.
Sehingga, menyebabkan adanya mobilisasi masyarakat yang cukup besar.
Zubari menyebut berdasarkan agregat mingguan, kasus Covid-19 tidak mengalami kenaikan yang signifikan, baik secara harian maupun mingguan.
Baca juga: Penerapan WFH Selama Seminggu Jadi Kesempatan untuk Isoman, Cegah Adanya Pertambahan Kasus Covid-19
"Kalau kita lihat dari agregat mingguan dan itu lebih bisa dipegang, itu tidak terjadi kenaikan yang signifikan. Baik harian maupun mingguan tidak terjadi kenaikan jumlah yang mencolok atau bermakna," kata Zubari dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (9/5/2022).
Sementara itu positivity rate di Jakarta masih berkisar di angka 1,9 hingga 2,3 persen saja.
Meskipun terlihat mengalami kenaikan, tapi angkanya masih dibawah 3 persen, sehingga risiko penularannya masih terbilang rendah.
"Kalau kita lihat kemudian dari positivity rate, kebetulan saya selalu mencantumkan positivity rate khususnya yang Jakarta ini, empat hari yang lalu itu 1,9 persen. Kemudian naik menjadi 2 persen di hari berikutnya. Dan sehari terakhir ini naik 2,3 persen."
Baca juga: Cegah Hepatitis Akut Jadi Epidemi, Pemerintah Diharapkan Belajar dari Deteksi Dini Covid-19
"Ini seolah-olah memang angkanya naik, namun karena dibawah 3 persen, jadi risiko penularan masih amat rendah. Jadi paling tidak masih aman atau relatif aman, tidak terjadi kenaikan yang bermakna," terang Zubari.
Lebih lanjut, Zubari menuturkan, sebenarnya penilaian kasus Covid-19 dari dampak Lebaran maupun pariwisata yang melonjak ini baru bisa dilihat 2-3 bulan lagi.
Jika dalam 2-3 bulan ke depan kasus Covid-19 di Indonesia tidak mengalami kenaikan kasus yang signifikan, maka kondisi Indonesia sudah aman.
"Jadi penilaian dari dampak lebaran maupun pariwisata yang melonjak itu kita baru bisa lihat 2-3 bulan lagi. Skenarionya bisa tidak terjadi kenaikan, atau ada kenaikan sedikit yang tidak signifikan."
"Dan berarti bulan-bulan berikutnya Insyaallah tahun berikutnya aman sekali untuk Indonesia. Kalau 2-3 bulan lagi tidak terjadi kenaikan yang signifikan," ungkap Zubari.
Baca juga: Ahli Epidemiologi Sebut Covid-19 Beri Dampak Tak Langsung Bagi Kesehatan
Mudik Dikhawatirkan Timbulkan Lonjakan Covid, Kepala BIN: Pemerintah Sudah Siapkan Berbagai Skenario
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, menilai pengendalian Covid-19 saat musim mudik Lebaran 2022 berjalan baik.
Meski ada kekhawatiran potensi lonjakan kasus Covid-19 usai mudik Lebaran 2022, ia memastikan pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.
Berdasarkan data yang dihimpun, sekitar 85 juta pemudik kembali telah ke kota masing-masing saat arus balik Lebaran 2022.
"Pemerintah siap dengan semua skenario. Meskipun, kita cukup percaya bahwa kebijakan pelonggaran mudik tahun ini sudah tepat. Risikonya cukup terukur dan termitigasi dengan baik," kata Budi Gunawan dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022).
Baca juga: Apakah Ada Kaitan antara Hepatitis Akut dengan Vaksinasi Covid-19? Ini Kata Kemenkes
Budi mengatakan, pemerintah telah mematangkan prosedur penanganan peningkatan penularan Covid-19 apabila terjadi lonjakan. Seluruh fasilitas kesehatan, SDM, obat, serta peralatan telah disiagakan untuk mengatasi kemungkinan tersebut.
"Bisa dibayangkan betapa tingginya intensitas interaksi sosial yang berlangsung selama libur Lebaran ini, dan betapa tinggi risikonya bila tidak termitigasi dengan baik sejak awal," kata Budi yang juga penggagas Medical Intelligence di Tanah Air.
Budi percaya, pelonggaran aktivitas mudik setelah dua tahun ditiadakan merupakan langkah yang tepat. Berbagai indikator penanganan pandemi memang sudah mendukung sehingga penularan Covid-19 bisa dikendalikan.
Langkah antisipasi itu sudah digencarkan sebulan jelang mudik. Terbukti, tren perbaikan status pandemi berlangsung konsisten.
Baca juga: Kabar Baik, Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran hanya Tersisa 10 Orang
Bahkan saat mencapai puncak gelombang ketiga pada 16 Februari 2022 dengan angka 64.718 kasus harian, angka itu terus mengalami penurunan. Hal iti turut diiringi dengan tren kenaikan jumlah pasien sembuh harian yang selalu lebih tinggi.
Sementara Positivity Rate juga berangsur menurun dan stabil di bawah 5 persen sebagaimana standar aman WHO. Tingkat keterisian (BOR) rumah sakit yang sempat di atas 60 persen juga semakin melandai tinggal satu digit.
Tren positif itu kemudian berlanjut pada Maret 2022 di mana 99,2 persen penduduk Indonesia memiliki antibodi yang baik, sekitar 7.000-8.000.
"Hal ini menunjukkan, kombinasi antara percepatan vaksinasi dan pengendalian sosial tanpa lockdown total yang diinstruksikan Presiden terbukti berhasil," imbuh Budi.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fandi Permana)