Virus Corona
Kondisi Eropa dan Cina Memburuk karena Sub Varian BA.2, Indonesia Perlu Kejar Booster 25 Persen
Situasi pandemi saat ini masih terjadi. Bahkan jika dilihat secara global, beberapa negara alami perburukan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Situasi pandemi saat ini masih terjadi. Bahkan jika dilihat secara global, beberapa negara alami perburukan.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman. Di antaranya adalah daerah di kawasan Eropa dan Cina.
"Kabar buruknya beberapa kawasan Eropa bahkan China memburuk dengan kehadiran terutama sub varian BA.2 yang lebih cepat menular dari BA.1 maupun lebih menyebabkan keparahan," ungkap Dicky pada Tribunnews, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Apa Gejala Deltacron? Varian Covid-19 yang Terdeteksi di Eropa
Baca juga: Pemerintah Indonesia Kejar Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Lengkap dan Booster
Situasi Indonesia saat ini menurut Dicky masih dalam situasi kritis. Banyak provinsi yang masih di atas 5 persen untuk tes positifty rate nya.
Di sisi lain, trend kematian dan hunian ICU masih tinggi dan meningkat. Ini menunjukkan situasi kritis dan eskalasi pandemi masih serius. Ditambah adanya keterbatasan testing dan treasing.
"Artinya jmlah kasus baik infeksi dan kematian jauh lebih banyak di masyarakat. Tapi di sisi lain, kabar baiknya bahwa modal imunits semakin baik," kata Dicky menambahkan.
Dari total target vaksinasi Covid-19, Indonesia sudah mencapai hingga lebih dari 70 persen. Walau saat ini dosis kedua pun belum merata. Terutama booster belum mencapai target.
"Setidaknya booster mau lebaran di 25 persen lah. Nah ini yang artinya masih belum tercapai sehingga menempatkan kita pada posisi yang rawan. Rawan orang masuk rumah sakit maupun meninggal," tegas Dicky.
Maka, adanya pelonggaran, harus betul-betul diikuti denganpenguatan dari aspek lain.