Virus Corona
Luhut: Rakyat Jangan Diprovokasi untuk Tidak Mau Vaksin
Luhut Binsar Pandjaitan meminta tidak ada pihak yang memprovokasi masyarakat agar enggan untuk divaksin Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta jangan ada pihak yang memprovokasi masyarakat agar enggan untuk divaksin Covid-19.
Hal itu diungkapkan Luhut dalam konferensi pers terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (14/2/2022).
"Saya mohon sekali lagi jangan ada rakyat diprovokasi untuk tidak mau divaksin," ungkap Luhut, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Luhut mengungkapkan, rata-rata kasus meninggal akibat Covid-19 adalah orang yang belum divaksin lengkap.

Baca juga: Luhut: Anak-Cucu dan Sopir Saya Positif Covid-19, Tidak Lama Negatif Kembali
"Apalagi yang belum dibooster, dan apalagi yang memiliki komorbit dan sudah tua," ungkap Luhut.
"Kita punya tanggung jawab dengan sekeliling kita masing-masing," imbuhnya.
Tak Anggap Enteng Omicron
Luhut dalam kesempatan tersebut juga membantah pemerintah menganggap enteng varian Omicron di Indonesia.
Pemerintah kata Luhut hanya memaparkan data kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk apabila dibandingkan dengan varian Delta.
"Jangan juga berpikir bahwa pemerintah menganggap enteng, tidak. Saya hanya menjalankan data yang ada, jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan," kata Luhut, dilansir Tribunnews.com.
Baca juga: Luhut Sebut Masa Karantina PPLN Bisa Dihapus per 1 April 2022, Asal Situasi Pandemi Terus Membaik
Sejak awal Januari hingga sekarang, kata Luhut, puncak kasus Omicron belum melebihi puncak Delta.
Padahal apabila merujuk ke negara lain, puncak Omicron biasanya tiga sampai empat kali lebih tinggi dari puncak Delta.
"Tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian juga masih jauh lebih rendah daripada periode Delta," katanya.
Selain itu, Bed Occupancy Rate (BOR) yang dipublikasikan pemerintah kata Luhut sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum.
Apabila pemerintah menggunakan kapasitas tempat tidur maksimal seperti yang terjadi pada puncak delta yang lalu maka BOR-nya akan jauh lebih rendah.
"Misalnya tempat tidur disiapkan di Jawa-Bali hari ini hanya sekitar 55.000 di mana terisi 21.000 tempat tidur, sehingga terlihat BOR saat ini diangka 39 persen," katanya.
"Sementara bila menggunakan kapasitas maksimum, maksimal di angka 87.000 tempat tidur seperti saat delta maka BOR hari ini di Jawa-Bali hanya terisi 25 persen saja. angka ini masih jauh di bawah standar WHO yaitu sebesar 60 persen," imbuhnya.
Baca juga: Sebaran Kasus Corona 14 Februari 2022: Jakarta Tertinggi 10.275 Kasus, Papua Masuk 10 Besar
Belum lagi kata Luhut, angka kematian saat yang masih jauh di bawah puncak varian Delta.
Karena itu, Luhut meminta masyarakat untuk tidak terlalu panik dengan lonjakan kasus Covid-19 sekarang ini.
"Dengan data tersebut saya meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir berlebihan," katanya.
Update Vaksinasi Covid-19

Sementara itu, dilansir laman vaksin.kemkes.go.id, dosis vaksin pertama telah diterima 188.338.544 orang, per Senin (14/2/2022) pukul 12.00 WIB.
Angka ini mencapai 90,43 persen dari target.
Diketahui, Indonesia menargetkan penerima vaksin Covid-19 sebanyak 208.265.720 orang.
Sedangkan dosis lengkap atau dosis kedua sudah diterima 135.814.029 orang, mencapai 65,21 persen target.
Sementara vaksin dosis ketiga atau vaksin booster telah diterima 7.059.145 orang atau mencapai 3,39 persen.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Taufik Ismail)
Berita terkait Virus Corona