Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Menkes: Puncak Kasus Covid-19 karena Varian Omicron Bisa 6 Kali Lipat dari Delta

Puncak kasus Covid-19 akibat varian Omicron diprediksi terjadi akhir Februari.

Tribunnews.com/Rina Ayu Pancarini
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (31/1/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puncak kasus Covid-19 akibat varian Omicron diprediksi terjadi akhir Februari.

Meski demikian, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin belum bisa memprediksikan angka pasti puncak kasus Covid-19 karena varian itu.

Menurutnya, perkembangan Omicron saat ini menimbulkan banyak ketidakpastian. 

"Negara-negara lain bisa 3 kali sampai 6 kali dibandingkan puncaknya di Delya, di mana puncaknya Delta di Indonesia 57 ribu kasus yang itu yang pertama," ungkap Menkes pada konferensi pers virtual, Senin (31/1/2022).

Baca juga: Ahli Epidemiologi Sarankan Pintu Masuk Diperketat Agar Tidak Kebobolan Varian Lain Covid-19

Ia memaparkan, di Amerika Serikat misalnya, puncaknya sempat 800 ribu kasus per hari dibandingkan dengan saat gelombang varian Delta hanya 200 ribu per hari.

Di Perancis kini puncaknya masih terus naik di 360 ribu kasus per hari, dibandingkan dengan Delta 60.000 kasus per hari.

Brazil yang mirip dengan Indonesia kini juga masih naik di kisaran 190 ribu kasus per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80 ribu kasus per hari.

India sekarang karena varian Omicron 310 ribu kasus per hari, dibandingkan varian Delta 380 ribu per hari.

Jepang juga 65 ribu kasus per hari sedangkan saat varian Delta hanya 25 ribu per hari.

"Kita masih siap-siap berhati-hati dan waspada tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa 2 kali sampai 3 kali di atas puncak saat delta," kata Budi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Masyarakat Diminta Kembali Perketat Prokes

Untuk itu, ia meminta masyarakat bersiap dan tetap waspada dalam menghadapi lonjakan kasus tersebut.

"Kami minta tolong tetap waspada, tolong tetap hati-hati, kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kira kurang karena dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," pesan Menkes.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved