Virus Corona
Menkes: Total Kasus Omicron di Indonesia Berjumlah 1.988 Orang
Budi Gunadi Sadikin mengatakan total kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia hingga Rabu (26/1/2022) berjumlah 1.988 orang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan total kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia hingga Rabu (26/1/2022) berjumlah 1.988 orang.
Terdapat tambahan kasus sebanyak 222 dari laporan sebelumnya.
"Jadi total kasus pasien, yang kita lihat terkena Omicron sampai sekarang 1.988 (kasus). Ini kita ikuti, kita teliti dan riset," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/1/2022).
Ia merinci dari total tersebut, 461 orang asimptomatik atau tanpa gejala, 334 orang bergejala ringan, sedang 54 orang, serta 9 orang bergejala berat.
"Dari 1.988 itu, yang pernah dirawat sejak awal Desember itu ada 854 yang pernah di rumah sakit," kata Budi Gunadi Sadikin.
Adapun dari 854 orang yang dirawat di rumah sakit, 768 orang di antaranya telah selesai dirawat.
Baca juga: BREAKING NEWS Menkes Sebut Ada Tiga Pasien Omicron Meninggal, Satu diantaranya Belum Terima Vaksin
Namun, tiga orang pasien Omicron tercatat meninggal dunia.
Kini, masih ada 86 orang yang masih dirawat.
Enam Cara Untuk Menekan Laju Covid-19 Varian Omicron
Varian Omicron dengan karakteristik yang cepat menginfeksi dan menyebar memiliki potensi menimbulkan lonjakan kasus yang sangat besar dan lebih banyak daripada Delta.
Namun, berkaca pada kemampuan deteksi yang masih terbatas maka sangat wajar jika sedikit kasus Omicron yang ditemukan.
Hal ini kian dipersulit dengan fakta mayoritas penderita tidak bergejala atau hanya bergejala ringan.
Serta perilaku masyarakat yang lebih memilih mengobati sendiri saat sakit ringan atau sedang.
Berikut upaya yang bisa dilakukan sebagai upaya mitigasi awal seperti yang disampaikan Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman.
1. Ada baiknya memastikan orang-orang atau pegawai yang bekerja tidak memiliki gejala demam/batuk/pilek/nyeri tenggorokan dan tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.
Skrining suhu di kantor tetap bisa dilakukan selain memastikan pemanfaatan peduli lindungi di tempat-tempat umum atau kantor.
Baca juga: Diadakan di Tengah Pandemi Covid-19, SEA Games Vietnam Bergulir Dengan Sistem Bubble
Adanya tes berkala pada petugas pelayan publik juga akan penting dan berguna dilakukan.
2. Adanya pembatasan kapasitas dalam satu ruangan atau gedung dan durasi bekerja juga menjadi penting dilakukan.
Pola kombinasi WFH dan WFO perkantoran dan penutupan sementara waktu sekolah dan perguruan tinggi terbukti efektif diterapkan.
3. Selain itu pembatasan mobilitas dan interaksi setidaknya memastikan orang yang mobile dalam status imunitas lengkap (2 dosis/booster) juga sangat penting selama periode Februari dan Maret 2022.
Baca juga: Setelah Pfizer, Moderna Mulai Uji Coba Vaksin Booster Covid-19 untuk Varian Omicron
"Harus diingat, meski mayoritas penderita bergejala ringan/sedang, hal ini tidak menjadi jaminan bahwa pasien akan terhindar dari keparahan dan fatalitas (masuk ICU atau kematian). Kondisi ini akan diperbesar potensinya jika pasien tdk memiliki imunitas yg memadai, baik karena belum divaksin/belum divaksin 2 dosis/menurun imunitasnya," ungkapnya.
Karena itu, upaya memastikan capaian 2 dosis vaksin ditambah booster vaksin bagi yang telah lebih dari 5 bulan menjadi sangat urgent dilakukan terutama pada kelompok berisiko seperti lansia dan penderita penyakit hipertensi, jantung, ginjal dll (komorbid).
Baca juga: Efek Vaksin Covid-19 pada Anak Disebut Lebih Rendah Ketimbang Orang Dewasa
Selain itu sangat penting dipastikan anggota keluarga sudah memenuhi minimal 2 dosis vaksin.
4. Upaya pencegahan lainnya adalah dengan memakai masker berkualitas tinggi (N95/KN95) karena Omicron sangat efektif menular melalui udara.
5. Penting dilakukan perbaikan kualitas kuantitas sirkulasi dan ventilasi udara di gedung perkantoran agar udara mengalir dengan efektif (10-20 sirkulasi per jam) dan terjadi pertukaran antara udara dalam ruangan dan luar ruangan. Upaya lainnya juga bisa ditambah dengan penggunaan AC berpenyaring (HEPA Filter) dan atau UVC.
6. Omicron memiliki kemampuan bertahan lebih lama di permukaan atau lingkungan dibanding varian lainnya, maka menjaga kebersihan (disinfeksi) rumah, ruangan kerja/kantor dan tempat2 umum menjadi sangat penting dilakukan.