Kaleidoskop 2021
Kaleidoskop 2021: Lonjakan Kasus Covid-19 hingga Heboh Pria Mengaku Joki Vaksin Disuntik 17 Kali
Pemberitaan Covid-19 sepanjang 2021 diwarnai sejumlah peristiwa besar dan menghebohkan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemberitaan Covid-19 sepanjang 2021 diwarnai sejumlah peristiwa besar dan menghebohkan.
Pasang surut kabar dan isu tak lepas dari dinamisnya perkembangan virus SAR-COV2 penyebab Covid-19 itu sendiri.
Di awal tahun 2021 misalnya, ada harapan semua negara termasuk Indonesia bisa melewati pandemi ini.
Pasalnya, vaksin Covid-19 sebagai perlindungan dari paparan virus mulai diterima Indonesia.
Namun, perkembangan virus juga tak kalah cepat. Kemunculan varian baru mulai Alpa, Beta, Delta, atau teranyar Omicron diprediksi membuat efektivitas vaksin menurun.
1. Januari

Suntikan Vaksin Covid-19 Pertama di Indonesia diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi menerima vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 09.45 WIB.
Adapun, proses vaksinasi ini disiarkan secara langsung untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah.
2. Februari
Vaksinasi Covid-19 mulai diberikan kepada tenaga kesehatan dan lansia diatas 60 tahun.
Pelaksanaan vaksinasi kelompok ini resmi dimulai pada 8 Februari 2021.
3. Maret
Masyarakat mulai menerima vaksinasi Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, per Jumat kemarin (26/3), Indonesia telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta vaksinasi suntikan pertama dan kedua.
Hal ini menempatkan Indonesia dalam posisi 4 besar negara yang bukan produsen vaksin, tapi telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta
4. April

Kejadian antigen bekas di bandara Kualanamu Medan cukup menyita perhatian publik.
Bagaimana tidak, bisnis itu setiap harinya menipu 100-200 orang calon penumpang dengan nilai keuntungan ditaksir 1,8 miliar.
Lima tersangka termasuk Business Manager PT Kimia Farma bahkan telah dijalankan mulai Desember 2020.
Diperkirakan sudah ada 9.000 penumpng menggunakan alat tes rapid antigen bekas ini.
5. Mei

Penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca Batch (Kumpulan Produksi) CTMAV547 untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM adalah bentuk upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.
Kala itu, terdapat laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca Batch CTMAV547.
Seorang pria 22 tahun asal Jakarta, bernama Trio meninggal usai divaksin Covid-19.
6. Juni
TNI dan Polri mulai dilibatkan untuk percepatan vaksinasi Covid-19.
Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit percepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dengan target 1 juta dosis per hari.
Melalui Surat Edaran nomor HK.02.02/I/1669/2021, dinyatakan percepatan vaksinasi Covid-19 dapat dilakuan melalui kegiatan pos pelayanan vaksinasi dan bekerjasama dengan TNI, Polri, Organisasi masyarakat, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal Kementerian Kesehatan seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, Poltekkes serta peran aktif dunia usaha.
7. Juli

Indonesia mengalami puncak lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta, dimana kasus per hari kala itu sempat menyentuh angka 56.757.
8. Agustus

Di penghujung bulan ini, masyarakat dihebohkan dengan informasi adanya kebocoran data pengguna pada Electronic Health Alert Card atau e-HAC.
Kementerian Kesehatan mengklarifikasi hal itu. Disampaikan, dugaan kebocoran data pada aplikasi e-HAC lama yang sudah dinonaktifkan sejak tanggal 2 Juli 2021.
Pemerintah meminta masyarakat untuk mendownload aplikasi PeduliLindungi dan memanfaatkan fitur e-HAC yang ada di dalamnya, serta menghapus aplikasi e-HAC yang lama.
9. September
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Global COVID-19 Summit di sela-sela acara United Nation General Assembly atas undangan pribadi dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Jokowi memberikan tiga masukan untuk negara lain dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Pertama perlu segera dibangun adalah arsitektur sistem ketahanan Kesehatan Global yang baru.
Kedua, perlu segera dibangun mekanisme global untuk sumber daya kesehatan yang bisa diakses oleh seluruh negara, terutama negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis kesehatan.
Ketiga adalah perlunya menyusun protokol kesehatan standar agar semua aktifitas global baik itu transportasi, pertemuan, atau acara-acara lainnya bisa mengikuti standar protokol yang sama.

10. Oktober
Pemberlakukan syarat wajib sertifikat atau wajib vaksinasi serta penerapan aplikasi PeduliLindungi di pusat perbelanjaan sebagai upaya menekan penularan Covid-19.
11. November
Cakupan vaksinasi Covid-19 Indonesia melebihi target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO menargetkan setiap negara untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir bulan september 2021. Sekurangnya 40 persen pada akhir tahun 2021 ini dan 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.
Hingga Minggu (14/11) pukul 18:00 WIB, dari 208,2 juta sasaran, sekitar 215,6 juta dosis vaksin telah diberikan kepada sekitar 130,3 juta orang yang menerima vaksin (62,5 persen dari sasaran) dosis pertama.
Lebih dari 84,1 juta di antaranya (40,4 persen) sudah mendapatkan dosis kedua. Untuk vaksinasi ke-3/booster bagi tenaga kesehatah sudah diberikan sebanyak 1,19 juta (81%).
"Indonesia telah melampaui target WHO tersebut, yakni mampu memberikan vaksinasi lengkap setidaknya 40 persen populasi pada akhir tahun 2021," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmidzi

12. Desember
Seorang pria di Pinrang Sulawesi Selatan telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 17 kali.
Pria yang bernama Abdul Rohim ini mengaku menjadi joki vaksin demi mendapatkan uang ratusan ribu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Polisi pun bergerak mendalami pengakuan yang viral dalam video berdurasi 31 detik itu.
Merespon kejadian ini, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, pemberian suntikan vaksin berulang kali tidak memiliki efek samping atau dampak yang membahayakan.
Meski demikian hal itu tidak perlu dilakukan.
"Tidak ada dampak atau efek sampingnya, seperti yang terlihat pada orang yang disuntikkan itu, sehat walafiat, jadi tidak berbahaya, namun tidak perlu," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (22/12/2021).