Virus Corona
Peniadaan PPKM Level Tiga Perlu Dibarengi dengan Komunikasi Risiko
Adanya ancaman varian baru, atau ada potensi kenaikan kasus harus direspon sesuai data dan situasi wilayah
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memang telah meniadakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level tiga yang rencananya serentak diadakan di seluruh tanah air.
Pembatasan akan disesuaikan dengan kondisi wilayah tiap daerah. Hal ini pun senada dengan Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.
Sedari awal penentuan level PPKM bertingkat musti dilakukan sesuai indikator. \
Adanya ancaman varian baru, atau ada potensi kenaikan kasus harus direspon sesuai data dan situasi wilayah.
"Artinya keputusan sekarang dengan kembali ke masing-masing wilayah PPKM selain sudah tepat, harus ingat. Bahwa adanya larangan berkerumun dan sebagainya," ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (9/12/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 9 Desember 2021: Kasus Baru Tambah 220 Pasien, 9 Orang Meninggal
Selain itu, diperketat lagi mekanisme scranning. Kata Dicky hal ini bersifat umum untuk semua tingkatan. Di sisi lain, tidak jadi nya PPKM level 3, jangan sampai membuat masyarakat berpikir situasi sudah aman.
"Di sini lah sekali lagi pelajaran diambil bagi pemangku kebijakan. Betul bahwa situasi ini dinamis namun ketika mengambil satu strategi, harus betul betul ada rujukan yang jelas," katanya lagi.
Oleh karenanya penting pada pemerintah untuk meningkatkan komunikasi risiko. Masyarakat perlu diberikan literasi jika situasi belum aman.
"Kita pertegas PKKM penting, 3T dan 5M pun penting. Ini yan harus disampaikan kepada publik, dengan strategi komunikasi risiko yang tepat. Supaya tidak jadi kebingungan. Karena terkesan tidak jadi diperketat," paparnya lagi.
Dicky pun menekankan jika peniadaan PPKM level 3 harus dipahami oleh masyarakat bukan karena indonesia lebih aman.
Baca juga: WHO: Omicron Menyebar di 57 Negara, tapi Masih Terlalu Dini untuk Menyebut Varian Ini Lebih Menular
Atau kondisi imunitas masyarakat Indonesia yang lebih baik. Pandangan di atas tidak boleh jadi landasan. Walau dasar argumentasi ilmiah masih kurang, Dicky mengingatkan Indonesia masih dalam posisi rawan.
"Apa lagi masih dalam posisi penularan komunitas. Yang ditemukan dibandingkan di masyarakat jauh lebih banyak," pungkasnya.