Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Jokowi Minta Vaksinasi Booster Disiapkan Januari 2022

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta vaksinasi booster disiapkan pada awal tahun depan atau Januari 2022.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta vaksinasi booster disiapkan pada awal tahun depan atau Januari 2022.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (6/12/2021).

"Bapak Presiden juga meminta agar kegiatan booster vaksinasi sudah dipersiapkan untuk di bulan Januari," kata Airlangga.

Karena itu pihaknya kata Airlangga saat ini sedang memfinalkan mekanisme pemberian vaksin booster bagi masyarakat.

Termasuk mengenai vaksin berbasis PBI dan vaksin non PBI (penerima bantuan iuran) BPJS Kesehatan.

"Ini akan diatur dalam Permenkes dalam waktu yang tidak terlalu lama," katanya.

Baca juga: Cara Unduh dan Perbaiki Data Sertifikat Vaksin Covid-19, Dapat Melalui Chatbot WhatsApp

Sementara itu tingkat vaksinasi sendiri kata Airlangga saat ini telah mencapai 68,42 persen untuk dosis pertama dan 47,55 persen untuk dosis kedua.

Pemerintah akan menyegerakan vaksin bagi masyarakat rentan mengantisipasi munculnya varian varian baru Covid-19.

"Dalam hal ini karena banyak juga yang terdampak adalah anak-anak maka vaksinasi anak-anak perlu untuk terus didorong," pungkasnya.

Selesai Paling Lambat Maret 2022

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, vaksinasi Covid-19 bakal rampung paling lambat Maret 2022.

Hal ini menyusul ditunjuknya Indonesia dalam kepemimpinan Presidensi G20 2022.

"Sesuai dengan target kita bahwa vaksinasi ini akan kita selesaikan paling lambat itu Maret 2022," ujar Nadia dalam dialog Media KC-PEN Resiliensi dan Optimisme Menuju 2022, Jumat (3/12/2021).

Ia melanjutkan, pada akhir Desember ini pemerintah menargetkan 80 persen dari total sasaran yakni 208 juta orang sudah mendapatkan posisi pertama dan 60 persen sudah mendapatkan dosis kedua atau lengkap.

"Semakin bertambahnya jumlah kita dapatkan dari produsen vaksin ini, kita berharap masyarakat tentunya untuk segera mau divaksin," kata Nadia.

Baca juga: Kasus Mulai Naik, Kemenkes Stok Nasional Obat untuk Pasien Covid-19 Mencukupi

Saat ini, sejumlah tantangan masih mewarnai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di tanah air, seperti tantangan geografis untuk mengjangkau daerah kepulauan terkecil dan terluar.

Juga kendala memastikan masyarakat segera melakukan vaksinasi dosis kedua.

"Ingat bahwa tidak cukup dengan hanya satu kali divaksin, harus dua-duanya supaya perlindungan optimal, sehingga kita betul-betul mencapai kekebalan kelompok tadi bisa kita capai dan ini pasti akan mendukung ya perlindungan kita dan juga tadi Indonesia menjadi model dalam selama Indonesia menjadi Presidensi G20 2022," harap dia.

Penanganan Pandemi di Indonesia Diapresiasi Berbagai Negara

Selain itu Nadia menyampaikan, apresiasi datang dari berbagai negara atas membaiknya situasi pandemi di Indonesia.

“AS dan Uni Eropa mengkategorikan Indonesia sebagai negara yang aman dikunjungi. Tidak ada imbauan pelarangan dari negara mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan, Indonesia harus pulih bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga karena dalam era saat ini, yang tidak bisa lepas dari hubungan dengan negara-negara lain baik dalam hal mobilitas, interaksi, transaksi ekonomi dan sebagainya.

Virus, dikatakannya tidak mengenal wilayah. Karena itu, penting bagi Indonesia untuk segera pulih mengingat Indonesia adalah bagian dari kegiatan global.

Mengingat pandemi Covid-19 belum diketahui kapan akan berakhir, apalagi dengan munculnya varian baru Omicron, Nadia menekankan pentingnya masyarakat dalam menjaga prokes 3M, vaksinasi, membatasi mobilitas, dan penguatan 3T.

"Hal ini penting dilakukan. Dengan Presidensi G20 2022 kita tunjukan bagaimana Indonesia bisa bekerja dengan baik. Kalau bisa, Indonesia menjadi negara pertama yang keluar dari situasi oandemi. Ini butuh kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat," kata

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved