Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Tak Terjadi Kecuali Pintu Masuk RI Dibuka Bebas

Dia mengajak masyarakat jangan panik namun tetap waspada dan jangan meremehkan Covid-19.

Tribunnews.com/Rina Ayu
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyoroti soal potensi gelombang ketiga Covid-19.

Masdalina menyampaikan saat ini belum terlihat ada indikasi ke arah itu.

“Kecuali kalau pintu masuk kita loss-kan (dibuka bebas) karena subvarian Delta ini sudah dekat dengan Indonesia,” ujarnya dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Jumat (12/11/2021).

Ia menilai, seandainya ada kenaikan kasus, namun tahun ini berbeda dengan situasi tahun lalu.

Pasalnya, tahun lalu vaksinasi belum dimulai sementara saat ini vaksinasi di Indonesia telah berjalan.

" Yang penting, sinyal-sinyal terus dipantau agar Indonesia stabil terhadap standar pengendalian yang benar,” katanya.

Baca juga: Update Capaian Vaksinasi Covid-19: 83 Juta Orang Terima Dosis Lengkap, Hampir 40% dari Target

Pengendalian wabah harus dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur yang tepat maka pengendalian akan berlangsung sistematis dan panjang.

Saat ini, jelasnya, untuk pencegahan dan pengendalian wabah jenis apapun kita mengikuti petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diimplementasikan di Indonesia.

“Kita masih ada beberapa kekurangan. Vaksin lengkap masih 39 persen, masih jauh dari target 70 persen yang harus dicapai di akhir tahun ini. Kita harus kerja keras untuk itu,” ujarnya.

Ia menambahkan, aplikasi PeduliLindungi harus didorong untuk lebih banyak digunakan.

Epidemiolog ini mengapresiasi pemerintah dalam mengambil keputusan untuk meniadakan cuti maupun libur akhir tahun.

“Kita sementara waktu ini harus berhati-hati. Jangan dulu berlibur dalam
satu waktu, jangan menumpuk di Nataru. Bagi institusi untuk sementara sebaiknya tidak memberikan libur/cuti bagi karyawannya. Insya Allah hal ini akan membantu mengurangi kerumunan warga saat liburan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dokter umum yang juga Influencer Kesehatan, Tirta Mandira Hudhi sepakat, kasus Covid-19 sering meningkat dengan bertambahnya mobilisasi.

Namun dengan adanya vaksinasi, meskipun ada potensi kenaikan kasus, kasusnya mungkin naik namun gejalanya tidak berat.

Dokter Tirta juga menyoroti perlunya pengawasan pergerakan dari luar ke dalam negeri guna mewaspadai masuknya subvarian Delta AY.4.2.

“Mereka yang baru sampai ke Indonesia dari luar negeri wajib karantina, kalau perlu masa karantina diperpanjang. Sedangkan di dalam negeri fokus
pada penekanan mobilisasi warga,” ujarnya.

Sebagai antisipasi naiknya kasus di akhir tahun, ia mendorong pengelola di area publik harus bertanggung jawab, bahkan berani menegur pengunjung yang abai terhadap prokes, misalnya tidak memakai masker.

“Jika ada pengunjung yang tidak pakai masker, harus berani menegur. Akan sulit kalau hanya menyalahkan pengunjung namun pengusaha tidak mau kerja sama,” ujarnya.

Dia mengajak masyarakat jangan panik namun tetap waspada dan jangan meremehkan Covid-19.

“Saat ini vaksinasi belum sesuai target. Dosis lengkap baru tercapai 39-40 persen. Meski berbagai tempat sudah dibuka namun Covid-19 belum hilang. Kita tidak mau ada gelombang ketiga,” imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved