Virus Corona
3 Alasan Mengapa Seseorang Perlu Diberikan Vaksin Booster, Ini Pandangan WHO
Bagaimana pandangan World Health Organization (WHO) mengenai vaksin booster ini? Berikut penjelasannya.
TRIBUNNEWS.COM - Vaksin booster atau disebut vaksin ketiga Covid-19 dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus Corona.
Namun demikian, pada praktiknya di lapangan, vaksin booster atau vaksin dosis ketiga ini masih menimbulkan pro dan kontra.
Di Indonesia, saat ini pemberian vaksin booster hanya diperuntukkan untuk para tenaga kesehatan.
Namun, ke depan, Kementerian Kesehatan tidak menutup kemungkinan akan melakukan pemberian vaksin ketiga kepada selain nakes.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, rencana pemberian vaksin booster kepada lansia dan kelompok imun lemah terus dimatangkan.
Booster untuk dua kelompok tersebut diberikan jika cakupan vaksinasi di Indonesia dosis lengkap lebih dari 70 persen.
"Kita sudah rencanakan atau menjadi bagian perencanaan di Tahun 2022," kata Nadia dalam dialog virtual, Jumat (15/10/2021).
Baca juga: Kemenkes: Pemberian Vaksin Booster untuk Lansia Direncanakan Tahun 2022
Baca juga: Ahli Imunisasi Dunia Dukung Vaksin Booster untuk Lansia dan Kelompok Imun Lemah
Lantas, bagaimana pandangan World Health Organization (WHO) mengenai vaksin booster ini?
Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien mengatakan harus dibedakan terlebih dahulu apa yang dimaksud ketika menyebutkan vaksin booster.
Apa yang sebenarnya kita bicarakan sekarang adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga jika Anda sudah menerima dua dosis pertama?. Oleh sebab itu ada tiga alasan mengapa kita mungkin ingin memberikan dosis tambahan,” kata Kate dalam sesi wawancara bersama WHO.
Tiga alasan tersebut, yakni:
1. Jika tubuh tidak merespons
Alasan pertama yakni adanya kondisi tubuh yang tidak merespons saat pemberian dosis vaksin sebelumnya.
Jika termasuk dalam kategori orang yang tidak merespons secara memadai dua dosis pertama yang diterima, bisa jadi orang tersebut memiliki gangguan kekebalan.
Pemberian dosis ketiga bisa dilakukan karena dua dosis yang pertama tidak bekerja layaknya pada orang normal dan sehat.