Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Dapat Izin BPOM dan MUI, Vaksin Zifivax Mulai Diproduksi di Indonesia November 2021

Pabrik ini telah mendapatkan ijin cara produksi obat yang benar (CPOB) fill and finished produk vaksin Covid-19 dari Badan POM RI pada tanggal 18 Agus

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Reynas Abdila
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam menunjukkan sertifikasi halal untuk produk vaksin zifivax. (Tribunnews/Reynas) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 Zifivax akan mulai diproduksi di Indonesia awal November 2021.

Vaksin Covid-19 dengan platform protein sub unit atau Rekombinan ini, dapat diproduksi setelah dua perusahaan swasta nasional  Indonesia yakni, PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis) dan PT. Jakarta Biophamaceutical Industry (JBIO), berhasil melakukan kesepakatan dengan Anhui Zhifei Loncom Biopharmaceutical Co., Ltd.

Kerjasama Toll Manufacturing Vaksin Zifivac ini akan berlangsung 2 tahun.

Dimulai pada awal November 2021 di Pabrik PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia, yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pabrik ini telah mendapatkan ijin cara produksi obat yang benar (CPOB) fill and finished produk vaksin Covid-19 dari Badan POM RI pada tanggal 18 Agustus 2021.

Menurut FX Sudirman, Direktur Utama PT. Biotis, kapasitas produksi pabrik PT. Biotis untuk fill and finished mampu menghasilkan 20 juta dosis vaksin per bulan.

Vaksin Zifivax akan diproduksi sebanyak 10 juta dosis per bulan dan sampai akhir tahun 2021 minimal sebanyak 20 juta dosis.

Baca juga: Komisi IX Harap Rakyat Percaya Kajian BPOM dan MUI Soal Vaksin Zifivax

“Sebenarnya pabrik kami mampu memproduksi vaksin Covid-19 dalam bentuk fill and finished sebanyak 20 juta per bulan, namun kami dalam waktu dekat juga merencanakan untuk memproduksi Vaksin Merah Putih sehingga kami hanya menggunakan 50% dari kapasitas pabrik yang ada,” tutur Sudirman dalam keterangannya, Kamis (14/10/2021).

Kerjasama ini berdampak baik kepada Biotis dan JBIO.

Menurut Sudirman, Anhui Zhifei Loncom akan memberikan pengalaman berharga dalam bentuk asistensi langsung pada proses produksi dan quality control kepada Biotis/JBIO selaku pemain baru di industri vaksin.

Kerjasama ini juga akan menggunakan tenaga kerja putra-putri Indonesia.

Dengan diproduksi di Indonesia dan oleh anak-anak Indonesia, diharapkan akan memberikan banyak keuntungan bagi masa depan industri farmasi, karena selain membuka kesempatan kerja baru juga dapat meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). 

**Ada Transfer Teknologi**

Direktur Utama JBIO Mahendra Suhardono menambahkan, kerjasama toll manufacturing fill and finished antara PT. Biotis/JBIO dan Anhui Zhifei akan berdampak besar terhadap pengembangan industri farmasi di Indonesia.

Anhui Zhifei memberikan komitmen untuk melakukan transtech (transfer teknologi) kepada Biotis dan JBIO secara bertahap mulai dari upstream hingga downstream.

Untuk tahap pertama, Anhui akan memberikan transtech di bidang downstream fill and finished.

Dalam hal ini bahan baku vaksin Covid-19 (bulk vaccine)  akan dikirim dari China untuk diproduksi di pabrik PT. Biotis menjadi produk jadi.

Ia mengatakan, kerjasama toll manufacturing Anhui dengan Biotis akan berlangsung sampai dengan tahun 2022, atau sampai pabrik vaksin JBIO, yang saat ini dibangun di Serang, Banten, dapat beroperasi, yang diperkirakan pada akhir tahun 2022 yang akan datang.

Sementara itu pada kesempatan terpisah, Komisaris Utama PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia, Dr. Ir. Osbal Rumahorbo, MM, mengatakan, kondisi  pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia telah menyadarkan semua komponen bangsa untuk mengerahkan energi terbaiknya dan dituntut kreatif berkolaborasi dengan negara lain yang sudah lebih dahulu maju di sektor farmasi.

Baca juga: MUI Nyatakan Vaksin Produksi Anhui China Suci & Halal, Vaksin Zifivax jadi Rekomendasi Vaksin Halal

Kolaborasi dengan perusahaan di negara lain diharapkan dapat  menjawab kelangkaan kebutuhan vaksin Covid 19 di dunia dan mendorong transfer teknologi (transtech) di bidang farmasi.

"Kita berharap dengan transtech, Indonesia segera memiliki kemampuan yang sejajar dengan negara lain dalam hal upstream, formulasi, dan downstream. Keterlibatan perusahaan swasta harus terus didorong untuk berani masuk ke dalam industri farmasi ini. Apalagi kalau disinergikan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia," papar Osbal.

Menurut Osbal, banyak hasil penelitian dari para peneliti di Perguruan Tinggi yang bagus namun hanya sedikit yang berhasil dihilirisasi, karena terbatasnya  investor dalam negeri yang masuk kesektor yang industri yang kategori high risk dan long invesment.

Pihaknya mengapresiasi langkah Badan POM RI yang telah mendukung sektor swasta untuk terlibat dalam pengembangan vaksin di Indonesia.

Banyak relaksasi kebijakan yang dilakukan oleh Badan POM. Adanya kemudahan dalam perijinan yang disertasi dengan  pendampingan ke industri sehingga kualitas produksi tetap terjaga sesuai protokol dan validasi.

**Ampuh Lawan Varian Delta**

Berdasarkan hasil uji klinis dilaporkan penggunaannya sangat aman dengan efek samping yang ringan, imunogenisitas tinggi dan efektif melawan mutasi virus Covid-19 termasuk varian Delta.

Efikasi untuk varian Alpha sebesar 93 persen, Varian Beta 82 persen, dan Varian Delta 77 persen.

Vaksin Zifivax mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM RI pada 7 Oktober lalu dan mendapatkan sertifikat halal dan bersih dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 12 Oktober 2021.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved