Virus Corona
RI Desak WHO, GAVI, COVAX Facility Lakukan Upaya Cegah Diskriminasi Vaksin
Menlu RI mengatakan GAVI Council juga sangat mengkhawatirkan diskriminasi ini dan akan berupaya untuk menangani bersama dengan WHO
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia (RI) mendesak WHO, GAVI, COVAX Facility melakukan upaya bersama untuk mencegah diskriminasi vaksin.
Permintaan ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat menghadiri pertemuan Gavi Board dengan para co-chairs COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group yang diselenggarakan virtual, Selasa (28/9/2021).
“Dalam pertemuan itu saya sampaikan panjang lebar dan detail mengenai kekhawatiran adanya tren diskriminasi vaksin,” kata Menlu pada konferensi pers virtual, Rabu (29/9/2021).
Retno menyebutkan beberapa negara melarang pelaku perjalanan lintas batas meskipun telah divaksin dengan jenis yang mendapatkan EUL dari WHO, tetapi masih tetap dilarang untuk masuk ke negara tersebut.
Baca juga: Menlu Retno: Indonesia Siap Jadi Hub Manufaktur Vaksin mRNA di Asia Pasifik
Atau mereka boleh masuk namun harus mendapatkan booster dari vaksin yang telah diakui oleh otoritas mereka.
Menlu RI mengatakan GAVI Council juga sangat mengkhawatirkan diskriminasi ini dan akan berupaya untuk menangani bersama dengan WHO.
Berkaitan dengan dose-sharing, Menlu menekankan negara-negara dengan kelebihan pasokan dosis harus berbagi dosisnya dengan lebih transparan.
Serta menyampaikan waktu pengiriman, dan menghindari berbagi dosis vaksin yang sudah akan habis masa berlakunya.