Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Forum Solidaritas Kemanusiaan Minta Pemerintah Gencar Edukasi untuk Tangani Covid-19

Edukasi tentang Covid-19 masih harus digencarkan untuk menurunkan laju penularan penyakit.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
(Shutterstock/Petovarga)
Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, gejala Covid-19, pasien virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edukasi tentang Covid-19 masih harus digencarkan untuk menurunkan laju penularan penyakit.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menggaet masyarakat agar tak enggan mencegah penularan.

Seperti halnya patuh 3M atau 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Juga ikut vaksinasi yang kini juga jadi program pemerintah.

Semua itu dilakukan untuk memutus rantai penularan. Jangan jengah dan abai jika kita ingin segera terbebas dari pandemi.

Abdul Rahman Ma'mun, Divisi Jaringan dan Kerjasama Forum Solidaritas Kemanusiaan mengatakan, edukasi dan literasi tentang Covid-19 harus sampai ke masyarakat di tingat paling mikro.

Begitu juga pemerintah pusat bisa semakin gencar mengedukasi pemerintah daerah untuk mengedukasi penanganan Covid-19.

Baca juga: Ketua MPR Apresiasi Pemerintah, Nakes, dan Elemen Masyarakat dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Baca juga: Jokowi Apresiasi Peran Sejumlah Lembaga Negara dalam Konsolidasi Penanganan Pandemi Covid-19

"Saya ambil contoh di Jawa, edukasi literasi ini bisa menggunakan istilah setempat dengan lebih baik, daripada ilmiah yang belum tentu dimengerti. Jadi bahasanya sederhana, bisa pakai ungkapan daerah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (16/8/2021).

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Namun tantangan sudah pasti ada karena berkaitan dengan perubahan perilaku. Tak mudah mengajak orang untuk mengubah perilaku, padahal kita masih hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Jika mau melakukan perubahan perilaku maka pada akhirnya itu bisa menjadi ketahanan dalam diri kita sendiri. Itulah yang dibutuhkan," tambahnya.

Baca juga: Jerinx Suntik Vaksin Covid-19, Netizen Salut Perjuangan Nora Alexandra sebagai Istri

Menurutnya, edukasi akan berjalan ketika diperkaya dengan melibatkan solidarity maker. Para pejabat daerah misalnya, pada situasi sekarang harusnya lebih berempati dalam melihat situasi.

Jika kesulitan, bisa memperluas jaringan untuk menyebarkan infomasi yang benar dibantu para solidarity maker untuk membentuk solidaritas di masyarakat. "Solidarity maker, bisa dari influencer, tokoh masyarakat atau tokoh berpengaruh lainnya."

"Jika ada orang-orang yang punya pengaruh besar ini dilibatkan akan lebih efektif. Mereka mudah menyatukan dan lebih empatik, karena di setiap daerah perilakunya juga berbeda-beda," jelasnya.

Belum lagi soal paparan informasi di media sosial tentang Covid-19, yang disebut infodemic. Kecepatan sama-sama kuat ketika menyebarkan informasi yang benar dan tidak benar.

"Praktiknya di masyarakat, kita informasi lewat WA grup, pada umumnya lebih sering dipercaya, semua merasakan, misalnya di WA Grup keluarga masing-masing."

"Orangtua kita saja kadang enggak percaya sama kita, dan lebih percaya informasi yang muncul di media sosial. Padahal kalau mau, kita bisa meringkas informasi yang benar dengan bahasa sederhana, akan lebih mudah diterima," terangnya.

Sederhana, misalnya bicara soal pentingnya vaksinasi ini. Kemudian informasi soal tes antigen dan pcr.

Lalu ketentuan berapa lama pasien isoman.

Juga soal penyebaran virus varian baru yang begitu bahaya dan cepat sekali.

"Jadi solidarity maker itu bisa dimulai dari keluarga. Kalau dapat link berita hoax, sebaiknya bisa cek kebenarannya dengan cara meringkas poin-poin penting yang mengacu berdasarkan sains, " tutupnya.

Wida Septarina dari Divisi Bidang Pemberdayaan Ekonomi FSK menambahkan, soal perubahan perilaku 3M ini, pendekatannya terhadap masyarakat praktiknya harus menyamakan persepsi.

"Edukasi 3M penting banget, persepsi harus sama, kesadaran harus dibangun oleh masyarakat di sekeliling kita."
"Karena masih banyak orang enggak percaya pakai masker, di Jakarta juga banyak. Jadi edukasi literasi publik ini penting," tambahnya.

Selain edukasi, dia juga mengajak para relawan untuk saling membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Misalnya para pekerja harian lepas yang pendapatannya tak menentu atau juga pada orang-orang yang isoman.

Bantuan pangan paling dibutuhkan masyarakat, karena mereka tak ada penghasilan untuk belanja. Wida menuturkan, misalnya saja di Foodbank Indonesia, organisasi yang kini juga dikelolanya, sejak pandemi sudah bergerak membantu masyarakat.

Foodbank Indonesia juga sudah bergerak di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Ambon, Sulawesi Selatan, hingga NTB,

Relawan bergerak memberi makan anak-anak, lansia hingga kaum duafa yang terdampak Covid-19.

Menurutnya, masyarakat biasa ini tentu kesulitan cari pangan, apalagi ada PPKM.

"Menurut saya segala sesuatu harus gotong rotong, apalagi dalam menghadapi krisis yang menimpa bangsa.

Maka untuk membantu keadaan ini saya ikut bertukar pikiran dan saya senang sekali bila bisa jadi bagian untuk membantu. Diharapkan forum ini bisa melengkapi, gerak bareng untuk membantu bangsa, sekaligus memberikan edukasi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved