Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Inggris Kesulitan Menutup Total Perbatasan untuk Menekan Laju Penyebaran Covid-19

Inggris negara yang tingkat ketergantungannya dengan transportasi cukup besar. Menutup perbatasan untuk menekan penualran covid-19 sulit dilakukan.

zoom meeting Tribunnews
Pakar Kesehatan Masyarakat dan Pengajar Program Pascasarjana bidang Kesehatan Masyarakat University of Derby Inggris, Dono Widiatmoko, dalam virtual Diginas Tribunnews bertajuk 'Sukses Selandia Baru dan Eropa Kendalikan Covid-19', Kamis (8/7/2021) sore. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inggris menjadi salah satu negara yang turut babak belur dihantam virus corona (Covid-19), tidak hanya dari sisi kesehatannya saja, namun juga sektor bisnis.

Ada beberapa opsi yang sebenarnya bisa dilakukan negara itu dalama menekan laju penyebaran Covid-19.

Termasuk menutup perbatasan secara penuh atau 100 persen demi menghindari penularan virus yang lebih massive.

Namun ini tidak dipilih karena pemerintah Inggris memiliki beberapa pertimbangan untuk tidak sepenuhnya menerapkan kebijakan menutup perbatasan.

Baca juga: John Stones, Benteng Pertahanan Inggris yang Siap Hadapi Ledakan Serangan Italia di Final Euro 2021

Baca juga: Kemenangan Dramatis Italia dan Inggris Buat Eks Dokter Chelsea Bangkit dari Kenangan Buruk

Pakar Kesehatan Masyarakat dan Pengajar Program Pascasarjana bidang Kesehatan Masyarakat University of Derby Inggris, Dono Widiatmoko mengatakan bahwa secara geografis, tiap negara memiliki konteks yang berbeda dalam menerapkan aturan selama pandemi ini.

Seperti Indonesia dan Selandia Baru yang memiliki aturan kesehatan berbeda terkait pandemi ini, begitu pula negara di Eropa, khususnya Inggris.

Walaupun tujuan semua negara itu sama, yakni menekan potensi penularan dan masuknya varian baru Covid-19 ke negara mereka.

"Tiap negara itu tidak bisa disamakan potensinya, Selandia Baru konteksnya secara geografis saja berbeda, Indonesia juga demikian, di Eropa Inggris juga demikian kira-kira," ujar Dono, dalam virtual Diginas Tribunnews bertajuk 'Sukses Selandia Baru dan Eropa Kendalikan Covid-19', Kamis (8/7/2021) sore.

Menurutnya, saat ini, dari semua peristiwa yang terjadi selama pandemi, yang bisa 'dipetik' pelajarannya adalah bagaimana negara maju dapat mengendalikan laju penyebaran virus tersebut.

"Yang bisa kita tarik adalah pelajaran dari konteks ini dan pelajaran yang bisa ditarik tentang Covid-19 ini," kata Dono.

Ia kemudian menjelaskan bahwa Inggris merupakan negara yang sangat bergantung pada sektor transportasi.

Bahkan ketergantungannya melebihi negara lain di Eropa.

"Inggris adalah negara yang tingkat ketergantungannya dengan transportasi daripada negara negara lain cukup besar," jelas Dono.

Karena negara monarki ini tidak hanya mengandalkan moda transportasi untuk perjalanan warganya saja, namun juga pengiriman barang hingga bahan pangan.

Sehingga ini yang menjadi pertimbangan pemerintah Inggris untuk tidak sepenuhnya menutup perbatasannya dengan negara lain.

Masih ada aturan yang flexible dan 'bisa dikompromikan' terkait faktor ini.

"Bukan cuma transportasi manusia, tapi barang, bahan pangan dan sebagainya. Jadi cara penanganan di Inggris ada komprominya lah," papar Dono.

Dono pun menyebut negara seperti Selandia Baru dan Australia bisa menjaga perbatasannya secara ketat karena letak geografisnya mendukung penerapan kebijakan tersebut.

"Kayak New Zealand (Selandia Baru) menjaga bordernya dengan ketat sekali, Australia juga demikian, menjaga bordernya dengan ketat sekali, itu dimungkinkan karena memang kondisi geografisnya seperti itu," tutur Dono.

Begitu pula Indonesia, di mana 'jalur masuk internasional' berfokus pada dua lokasi saja yakni Jakarta dan Bali.

Ini memungkinkan bagi Indonesia untuk menerapkan kebijakan penutupan perbatasan.

"Indonesia secara teoritis juga sebenarnya sangat memungkinkan, karena lokasi masuk ke Indonesia hanya lewat Jakarta dan Bali, kebanyakan seperti itu," kata Dono.

Namun untuk negara seperti Inggris, kata dia, banyak cara dan jalur untuk bisa memasuki negara itu.

Oleh karena itu, menutup perbatasan secara penuh menjadi hal yang sulit bagi pemerintah negeri britania raya.

"Kalau di Inggris, masuknya ini banyak caranya, jadi menutup border itu bukan sesuatu yang mudah," pungkas Dono.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved