Virus Corona
Di Tengah Kekhawatiran Munculnya Varian Delta Plus, Angka Covid-19 di India Naik 50.040 Kasus
India melaporkan penambahan 50.040 kasus infeksi Covid-19 dalam 24 jam terakhir, Minggu (27/6/2021).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India melaporkan penambahan 50.040 kasus infeksi Covid-19 dalam 24 jam terakhir, Minggu (27/6/2021).
Angka tersebut dikeluarkan Kementerian Kesehatan India seperti dilansir dari Reuters dan Channel News Asia.
Untuk angka kasus kematian karena Covid-19 dilaporkan naik 1.258 orang.
Negara bagian Maharashtra pada Jumat pekan lalu, memerintahkan mal dan aula, serta bioskop untuk tutup guna mengendalikan varian baru virus corona yang lebih menular.
Varian yang diidentifikasi secara lokal sebagai Delta Plus menyebabkan peningkatan penularan.
Kementerian Kesehatan India menyarankan agar negara-negara bagian untuk meningkatkan tes Covid-19 terhadap masyarakat.
Belum diketahui pasti dari mana asal varian Delta Plus tersebut.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Palsu Beredar di India, Isinya Larutan Garam
Public Health England pertama kali melaporkan adanya varian baru Delta Plus dalam buletin 11 Juni.
Dalam buletin tersebut disebut varian baru tersebut sebagai sub-garis keturunan varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India tahun lalu.
Varian Delta ditemukan pada gelombang kedua Covid-19 di India dan memicu banjir kasus serta memakan banyak korban jiwa.
Para ilmuwan khawatir Delta Plus dapat memicu gelombang infeksi lain disaat India mulai pulih dari gelombang kedua.
Baca juga: Cara India Hadapi Varian Delta, Kejar Vaksinasi 8 Juta Sehari
Apalagi banyak negara bagian, termasuk Maharashtra, telah meringankan aturan lockdown yang diberlakukan pada April lalu.
India Selasa (22/6/2021) melaporkan 42.640 kasus baru infeksi Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Dilaporkan angka itu adalah terendah dalam tiga bulan terakhir.
Adapun total kasus Covid-19 di negara Asia Selatan itu kini mencapai 29,98 juta orang.
Sementara total korban jiwa berada di angka 389.302 orang setelah terjadi penambahan 1.167 dalam semalam.
Bulan ini, India menggencarkan kampanye vaksinasi virus corona kepada semua orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: Soal Varian Delta Plus, Ahli Paru India Bantah Bisa Picu Gelombang ke-3, Kini Ditemukan di 9 Negara
Namun, permintaan vaksin belum bisa dipenuhi meskipun negara tersebut menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.
India telah menginokulasi rakyatnya dengan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal di Serum Institute of India, Covaxin yang dibuat perusahaan lokal Bharat Biotech, dan telah mulai meluncurkan Sputnik V Rusia.
Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi kritik atas kegagalan untuk mengamankan vaksin karena hanya sekitar 3 persen dari 1,3 miliar populasi India telah sepenuhnya divaksinasi, tingkat terendah di antara 10 negara dengan kasus terbanyak.
Untuk memenuhi permintaan domestik, India menghentikan sementara ekspor vaksin pada Maret lalu setelah menyumbangkan atau menjual lebih dari 66 juta dosis.
Namun, India masih menghadapi kekurangan vaksin dan beberapa pemerintah negara bagiannya bahkan kota-kota seperti Mumbai, telah meluncurkan tender global atau mencari ekspresi minat dari perusahaan-perusahaan seperti Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson untuk persediaan mendesak.(Reuters/Channel News Asia/The Star/SPA)