Virus Corona
BREAKING NEWS Kasus Covid-19 Selasa 22 Juni 2021: Tambah 13.668 Positif, Total Kasus 2.018.113
Update Covid-19. Simak perkembangan Covid-19 di Indonesia hari ini, Selasa (22/6/2021) tambahan kasus 13.668 positif, total kasus menjadi 2.018.113.
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia makin bertambah setiap harinya.
Melansir data covid19.go.id, Selasa (22/6/2021), jumlah tambahan kasus positif masih di angka belasan ribu, yakni 13.668.
Sehari sebelumnya, Senin (21/6/2021), kasus positif Covid-19 berada di angka yang lebih besar, yakni 14.536.
Sampai hari ini, total sudah ada 2.018.113 kasus Covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Kemendagri Harap Pemprov DKI Jakarta Terus Upaya Tekan Kurva Harian Covid-19
Baca juga: Delta Plus, Varian Baru Covid-19 dari Varian Delta yang Bermutasi Lagi
Kabar baiknya, pasien sembuh bertambah sebanyak 8.375 orang.
Jadi, total angka kesembuhan berjumlah 1.810.136 orang.
Sementara, kasus kematian bertambah 335 jiwa pada hari ini.
Penambahan kasus kematian itu membuat jumlah kasus berujung kematian menjadi 55.291.

Dikutip dari kemkes.go.id berikut cara pencegahan Covid-19 pada level individu dan masyarakat:
A. Pencegahan Level Individu
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah dengan cara:
a. Mencuci tangan lebih sering menggunakan sabun dan air setidaknya 20 detik atau pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer), serta mandi atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan.
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut menggunakan tangan yang belum dicuci.
c. Jangan berjabat tangan.
d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit.
e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin menggunakan lengan atas bagian dalam atau memakai tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan.
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah bepergian.
g. Bersihkan dan berikan disinfektan secara berkala pada benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang pintu, dan lain-lain.
B. Pencegahan Level Masyarakat
a. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman.
b. Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian.
c. Bekerja dari rumah (Work From Home), jika memungkinkan dan kantor memberlakukan ini.
d. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
e. Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat wisata.
f. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan media sosial.
g. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau fasilitas lainnya.
h. Jika Anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika Anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan mereka.
i. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.
j. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.
Diketahui, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menyebut lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu ini, bukan akibat dari klaster mudik Hari Raya Idul Fitri 2021.
Slamet mengatakan, waktu penyebaran kasus Covid-19 dari lonjakan saat ini hanya butuh waktu rentang 2 minggu dari momen Hari Raya.
Di mana, rentang waktu ini dinilai lebih cepat dibandingkan lonjakan kasus di awal tahun 2021.
"Sekarang hanya dengan 2 minggu sudah mencapai puncak seperti di awal Februari (2021)."
Baca juga: Ini Panduan Isolasi Orang Tanpa Gejala Covid-19 di Jakarta
"Virus ini adalah virus yang kemungkinan berbeda dengan virus yang berada di bulan Februari," ucap Slamet, dikutip dari tayangan TV One, Selasa (22/6/2021).
Pihaknya menilai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro sudah bagus di tengah masyarakat.
Akan tetapi, menurut Slamet, masuknya varian baru Covid-19 Delta ke Indonesia, yang menyebabkan kasus meningkat tajam.
"LIPI di Jawa Barat, 72 persen (ada penelitian kecil,red) dari sequencing itu varian Delta."

Baca juga: 2,66 Miliar Lebih Dosis Vaksin Covid-19 Sudah Disuntikan di Seluruh Dunia
"IDI menilai PKKM sudah bagus. Masyakarat sudah tahu, protes dan lain-lain, tapi virusnya lebih ganas dan infeksius, karena hanya 2 minggu sudah terjadi puncak seperti di awal Februari," jelas Slamet.
"Menurut saya ini bukan dari mudik, tapi pemicunya virus dari luar negeri masuk, yang sangat infeksius," imbuhnya.
Maka dari itu, Slamet meminta pemerintah untuk lebih memperketat PPKM dan mempercepat vaksinasi Covid-19 untuk mengurangi lonjakan kasus,
"Kami juga meminta kepada pemerintah agar kami dokter-dokter yang menderita Covid juga mendapat tempat di RS. Ada laporan beberapa dokter karena tidak mendapat tempat di RS. "
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19, Kebun Binatang Ragunan Tutup Sampai Waktu yang Belum Ditentukan
"Satu sisi lain, vaksinasi sampai hari ini yang kedua kali baru emncapai 12 juta. Kami melihat juga pemerinta mulai mengendorkan (prokes) di perkantoran," tambahnya.
Selain itu, kata Slamet, pemerintah juga harus membuat definisi ulang dari PPKM Mikro, agar masyarakat lebih serius dalam menghadapi pandemi.
"Jadi PPKM Mikro ini harus di redefinisi ulang," pungkasnya.
Baca artikel lain terkait Virus Corona