Virus Corona
UPDATE Corona Indonesia 8 April 2021: Total 1.552.880 Positif, 1.399.382 Sembuh, 42.227 Meninggal
Berikut update kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Kamis (8/4/2021).
TRIBUNNEWS.COM - Berikut update kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Kamis (8/4/2021).
Kasus positif virus corona tercatat ada penambahan sebanyak 5.504 kasus.
Sehingga, saat ini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.552.880 kasus dari sebelumnya sebanyak 1.547.376 kasus.
Hal itu tercatat dalam situs resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, covid19.go.id, pada Kamis sore pukul 16.33 WIB.
Baca juga: Saring Informasi Sebelum Disebar Sebagai Upaya Menangkal Hoaks Covid-19
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, BNPB dan Kemenkes Salurkan Puluhan Ribu Alat Swab Antigen ke NTT
Kabar baiknya, sebanyak 7.640 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 1.399.382 dari sebelumnya yang sebanyak 1.391.742 pasien.
Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 163 pasien.
Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 42.227 dari yang sebelumnya 42.064 pasien.
Penambahan kasus positif Covid-19 itu tersebar di seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Baca juga: Menkes Beberkan Prioritas Vaksinasi Covid-19 Selama Lebaran
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, BNPB Putuskan Tak Bangun Huntara di Seluruh Titik Bencana NTT
Keganasan Mutasi Baru Virus Covid yang Muncul di Indonesia, Pasien Sembuh Bisa Terinfeksi Kembali
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Virus Covid-19 terus bermutasi.
Setelah muncul virus B117 dari Inggris, kini muncul mutasi baru virus Covid-19 di Indonesia, yaitu E484K.
Mutasi baru ini terjadi pada berbagai varian virus Corona, yaitu B117 dari Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, dan P1 asal Brasil.
Ahli epidemiologi Indonesia dan peneliti pandemic pada Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, mutasi baru virus Covid-19 ini dapat mengurangi efikasi vaksin.
Baca juga: Temui JK, Menko PMK Konsultasi Pelaksanaan Ibadah Ramadhan di Masa Pandemi Covid-19
Baca juga: Kemenhub: Perlu Aturan Lengkap dari Hulu ke Hilir untuk Menekan Kasus Covid-19
Selain itu, katanya, dampak yang cukup mengkhawatirkan dari virus ini adalah munculnya resistensi, yaitu virus bisa bertahan dari imunitas yang ada di dalam tubuh.
"Mutasi ini disebut bisa menghindari sistim pertahanan tubuh atau imun. Sehingga mutasi virus ini menjadi lebih meningkat kemampuan dalam menginfeksi, bahkan reinfeksi," kata Dicky Budiman, saat diwawancara, Selasa (6/4). Reinfeksi merupakan situasi tubuh terinfeksi kembali setelah dinyatakan sembuh.
Dicky juga menyebutkan, tubuh membutuhkan lebih banyak serum antibodi untuk mencegah infeksi pada sel tubuh akibat mutasi virus E484K ini.
Menurut Dicky, virus Corona memang mengalami mutasi setidaknya dua kali dalam sebulan. Virus ini menjadi serius karena gampang menular karena dan kerap terlambat dideteksi.
Baca juga: Kemenhub: Perlu Aturan Lengkap dari Hulu ke Hilir untuk Menekan Kasus Covid-19
Baca juga: Benarkah Fungsi Paru-paru Penyintas Covid Tidak Bisa Normal Lagi? Ini Kata Ahli
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindarinya. Pertama, meningkatkan kualitas dan kuantitas protocol kesehatan.
"Kita harus sangat serius meningkatkan 3T dan 5M. Nah hal lain menjadi catatan bahwa betul vaksinasi untuk varian B117 sebelumnya efektif. Kalau E484K ini masih dalam tanda tanya," katanya, terutama menjelang Ramadan dan lebaran.
"Kita belum selesai kok, dan ini bukan masih serius. Cenderung makin serius. Yang menjadi masalah lagi kita ini kapasitas deteksi masih belum memadai. Ini tidak bisa kita anggap remeh," katanya.
Kedua, katanya, perlu meningkatkan monitoring dan pembatasan pintu masuk, tidak hanya jalur udara, tapi juga darat dan laut.
Perlu dilakukan isolasi setidaknya 10-14 hari, jangan sampai kurang dari lima hari.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Tribun Network/Aisyah Nursyamsi/Rina Ayu/sam)