Virus Corona
BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 28 Maret 2021: Tambah 4.083 Kasus, Total 1.496.085 Positif
Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 4.083 pasien pada Minggu (28/3/2021).
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 4.083 pasien pada Minggu (28/3/2021).
Data tersebut tercatat dalam website resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, covid19.go.id, pada Minggu sore pukul 17.00 WIB.
Saat ini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.496.085 kasus, dari sebelumnya yang sebanyak 1.492.002 kasus.
Kabar baiknya, sebanyak 4.279 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
Baca juga: Hingga Minggu Pagi, WNI Terkonfirmasi Covid-19 di Luar Negeri Mencapai 4.033
Baca juga: Piala Menpora 2021, Jalan PSSI Menuju Masa Depan Sepak Bola Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19
Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 1.331.400 dari sebelumnya sebanyak 1.327.121 pasien.
Sementara pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 85 pasien.
Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 40.449 dari sebelumnya 40.364 pasien.
Penambahan kasus positif Covid-19 itu tersebar di seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Baca juga: Jelang Laporan WHO, China Beberkan Temuan Soal Asal Covid-19
Baca juga: Kesulitan Keuangan akibat Covid-19, Japan Railways akan Dapat Bantuan Dana dari Pemerintah Jepang
Kenali Dampak Lanjutan Setelah Alami Long Covid-19
Diwartakan Tribunnews.com, Long Covid-19 merupakan suatu kondisi dimana gejala masih dirasakan oleh penyintas.
Bahkan setelah dinyatakan sembuh secara medis.
Terkait gejala Long Covidy, dr RA Adaninggar SpPD memaparkan ada beberapa gejala yang dialami oleh penyintas.
Dari segi fisik, gejala biasanya seperti kelelahan, batuk, pilek, sesak hingga nyeri pada dada. Sedangkan dari sisi psikis, dapat menyebabkan gangguan tidur, kecemasan hingga depresi.
"Sekitar 50 persen gejala yang dialami pada saat sore menjelang malam.
Baca juga: Upaya Cegah Penularan Covid-19, Pemulung dan Anak Jalanan Terima Bantuan Masker dan Hand Sanitizer
Baca juga: Satgas Pantau 54.980 Suspek Covid-19 Per 27 Maret 2021
Sedangkan di siang hari, gejala dirasakan oleh penyintas sebanyak 5 persen," katanya dalam pemaparannya di seminar online, Sabtu (27/3/2021).
Di sisi lain menurut pemaparan dari dr Adaninggar, Long Covid-19 ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Pada pasien muda yang berisiko rendah, sekitar 70% mengalami gangguan pada 1 atau lebih pada organ tubuh.
Selain itu, dr Adaninggar juga memaparkan bahwa 30% pasien Covid-19 yang telah sembuh kembali dirawat. Dan 12 % di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Ada 63,5% dari 463 Pasien yang Dinyatakan Sembuh Alami Long Covid-19
Baca juga: Penyintas Sedang yang Isolasi Mandiri di Rumah Berisiko Long Covid-19
"Beberapa pasien mengalami diabetes yang sebelumnya tidak pernah diderita.
Ada juga yang mengalami jantung, liver dan ginjal," katanya kembali.
Namun terkait hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut apa yang membuat penyakit tersebut bermunculan.
Terkait penyebab munculnya Long Covid masih dalam penelitian.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Memaksa Percepatan Automasi Industri, Kemnaker Rumuskan 6 Strategi
Baca juga: Menkes Singgung Soal Varian Baru Covid-19 dari Inggris Saat Rapat Soal Mudik
Namun dr Adaninggar menyampaikan beberapa hipotesa yang diambil dari kondisi lapangan saat ini.
Pertama disebabkan oleh kerusakan organ akibat virus, baik bersifat sementara maupun permanen.
Kedua, gangguan organ yang disebabkan oleh sisa peradangan.
Virus mungkin telah mati tapi peradangan masih ada.
Baca juga: Alasan di Balik Keputusan Larangan Mudik Lebaran, Antisipasi Varian Baru Covid-19 dari Inggris
Baca juga: Kapuskes Haji: Proses Pemberian Vaksinasi Covid-19 Calon Haji Mengikuti Skema Nasional
Ketiga, masih ada sisa virus yang tertinggal akibat peradangan pada organ tubuh.
Keempat, adanya sindroma ICU, yaitu pernah dirawat ICU hingga keadaan fisik yang rawan sehingga masa pemulihan butuh waktu yang cukup panjang.
Di sisi lain, dr Adaninggar mengatakan jika dampak psikis dan emosi pun turut memengaruhi risiko terjadinya Long Covid-19.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)