Penanganan Covid
Menkes: Banyak Rumah Sakit BOR-nya Rendah Tapi Penuh Untuk Covid-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta pihak Rumah Sakit mengalokasikan ruang dan tempat perawatan Covid-19 lebih besar.
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta pihak Rumah Sakit mengalokasikan ruang dan tempat perawatan Covid-19 lebih besar.
Karena menurut Budi ada temuan tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) RS rendah namun ternyata untuk penanganan Covid-19 penuh.
"Banyak rumah sakit yang kami lihat BOR-nya masih rendah, tapi sudah penuh dan pasien Covid-19 tidak masuk. Kenapa? karena contohnya Rumah Sakit punya 100 kamar, 100 tempat tidur yang dialokasikan buat pasien Covid-19 hanya 10. Jadi otomatis dia masih kosong BOR-nya. Tetapi kalau Covid-19 masuk tidak bisa karena tempatnya cuma 10," kata Budi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (11/1/2021).
Menurut Budi banyaknya ruang perawatan atau tempat tidur sangat dibutuhkan dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Hitungan pemerintah, kebutuhan tempat tidur rumah sakit yakni 30 persen dari jumlah kasus aktif.
Baca juga: Pemkot Bogor Siapkan GOR untuk Tempat Isolasi Mandiri Pasien Covid-19
"Jumlah tempat tidur yang dibutuhkan untuk merawat di rumah sakit hitung-hitungannya sederhana adalah 30 persen dari kasus aktif. 30 persen dari kasus aktif membutuhkan perawatan di rumah sakit," katanya.
Adapun jumlah kasus aktif di Indonesia sekarang ini mencapai 120 ribuan, sehingga total kebutuhan tempat tidur di rumah sakit sekitar 36 ribu.
Sementara periode November-Desember lalu kasus aktif berjumlah 50 ribu sehingga kebutuhan tempat tidur perawatan 15 ribu.
"Jadi dalam satu bulan kita harus menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 dari 15 ribu ke 36 ribu. ini masalah yang akan kita hadapi minggu ini, minggu depan sampai dengan Akhir Januari atau awal Februari," pungkasnya.