Penanganan Covid
Hadirnya Vaksin di Mata Seorang Penyintas Covid-19: Bahagia dan Harapan Baru
Hadirnya vaksin ini menjadi harapan baru bagi dunia yang telah dibatasi ruang geraknya selama sembilan bulan pandemi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyintas Covid-19 bahagia atas tibanya vaksin virus corona di tanah air.
Hadirnya vaksin ini menjadi harapan baru bagi dunia yang telah dibatasi ruang geraknya selama sembilan bulan pandemi.
Harapan baru untuk bisa kembali ke kehidupan seperti sedia kala sebelum Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Hal itu disampaikan penyintas Covid-19 yang juga Wakil Pemimpin Redaksi INews, Latief Siregar dalam Diskusi Virtual Trijaya Hota Yopic Pagi: Vaksin Dan Persepsi Media, seperti disiarkan langsung di Channel Youtube MNC Trijaya, Rabu (16/12/2020).
“Sebagai penyintas, yang pernah merasakan batasan hidup dan mati terkait dengan Covid-19, maka saya merasa vaksin itu adalah sebuah harapan,” ujar Latief.
“Kita punya harapan, kita akan hidup kembali seperti sedia kala,” ucap Latief.
Menurut dia, sangat lama dan melelahkan bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia untuk terbatas ruang geraknya karena Covid-19.
Baca juga: BREAKING NEWS:Presiden Jokowi Menjadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19
Baca juga: Breaking News: Presiden Umumkan Vaksin Covid-19 Gratis Seluruhnya
Semua orang sudah sangat ingin bebas dari kekangan atau pembatasan-pembatasan ruang gerak seperti dialami sembilan bulan pandemi ini.
Banyak orang ingin kembali ke melaksanakan aktivitasnya seperti sebelum pandemi Covid-19 merebak.
Meskipun vaksin Covid-19 sudah disuntikkan nanti, dia menilai, masyarakat harus tetap menjalankan kebiasaan baru 3 M, yakni Memakai Masker, Menjaga jarak dan seing Mencuci tangan.
“Kita tetap menjalankan 3 M, pakai Masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan yang sebetulnya harus menjadi kebiasaan baru kita walaupun nanti vaksin sudah datang,” ucapnya.
Karena itu, para penyintas dan banyak masyarakat sangat bersemangat untuk bisa segera divaksinasi.
BPOM Masih Evaluasi Keamanan Vaksin
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga saat ini masih belum mengeluarkan izin penggunaan darurat (UEA) vaksin virus corona (Covid-19).
Karena BPOM sedang mengevaluasi keamanan dan efektivitas atau kemanjuran dari vaksin Covid-19 yang tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan Juru bicara vaksinasi COVID-19 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia dalam Diskusi Virtual Trijaya Hota Yopic Pagi: Vaksin Dan Persepsi Media, seperti disiarkan langsung di Channel Youtube MNC Trijaya, Rabu (16/12/2020).
“Vaksin ini akan digunakan setelah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat,” ujar Lucia Rizka.
Sebelum itu BPOM harus mendapatkan data-data dukung yang terkait dengan khasiat dan keamanan serta mutu dari vaksin tersebut.
“Ini sedang dalam proses ya kita mudah-mudahan segera finalisasi, ya dan kita akan segera melakukan evaluasi untuk pemberian izin penggunaan darurat (UEA) tersebut,” jelasnya.
“Karena setelah tiba di tanah air, masih ada beberapa proses lagi untuk pengujian untuk melihat mutunya, apakah setelah dikeluarkan dari pabrik sampai tiba di tanah air hingga siap digunakan nanti, mutunya masigh baik? Itu lah yang sedang dalam proses,” ucapnya.
Sejauh ini dia menjelaskan para peneliti sedang menyelesaikan interim report untuk tiga bulan atas uji klinis fase III dari Vaksin Sinovac yang sedang dilakukan di Bandung.
Hal itu berdasarkan standar Organisasi Keseatan Dunia (WHO), sebelum BPOM memberikan persetujuan penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia.
“Vaksin dapat diberikan persetujuan penggunaan darurat mana kala sudah menyelesaikan interim report, interim analysis uji klinis fase III. Ini yang sedang diselesaikan oleh peneliti untuk vaksin Sinovac, untuk menyelesaikan interim report fase III uji klinis. Ini sesuai standar dari WHO dan regulator obat dunia,” jelasnya.
Interim report uji klinis fase III Vaksin Sinovac, lanjut dia, akan dikirimkan ke BPOM oleh peneliti.
Setelah itu BPOM akan segera menganalisa dan akan memberikan hasil analisa atas vaksin tersebut.
Sebelumnya Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut izin penggunaan darurat (EUA) baru bisa keluar di Januari 2021.
Keterlambatan izin EUA dari yang semula direncanakan keluar Desember, dikarenakan beberapa data termasuk aspek efikasi masih belum bisa dilengkapi hingga akhir tahun 2020.
1,2 Juta Dosis Vaksin Tiba
Kedatangan vaksin Covid-19 asal China menambah optimisme pemerintah terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa syukurnya karena 1,2 juta dosis vaksin buatan perusahaan biofarmasi Sinovac itu sudah diterima pemerintah.
Saat memberikan sambutan soal kedatangan vaksin melalui tayangan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu awal Desember 2020, Jokowi tampak semringah.
“Alhamdulillah, vaksin sudah tersedia, artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19,” ucap Jokowi.
Jokowi menyebut, vaksin yang datang pada Minggu itu merupakan vaksin siap suntik. Selain itu, akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik yang akan tiba pada Januari 2021.
Kemudian, pada Januari 2021, akan tiba 45 juta dosis bahan baku curah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Sebanyak 45 juta dosis itu akan tiba dalam dua gelombang. Gelombang pertama sebanyak 15 juta dosis dan gelombang kedua sebanyak 30 juta.
Namun, Jokowi mengingatkan, vaksin dari Sinovac tersebut tak bisa langsung didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, vaksin tersebut harus diperiksa keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Jika nanti dinyatakan aman, BPOM akan mengeluarkan izin edar darurat dan barulah vaksin tersebut siap disuntikkan ke masyarakat.
“Seluruh prosedur harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas vaksin. Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai,” tutur Jokowi.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).(*)