Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pakar : Sosialisasi Imunisasi Covid-19 Perlu Strategi Matang

Pakar Imunisasi dr. Jane Jane Soepardi, MPH,membeberkan perlunya strategi khusus untuk sosialisasi imunisasi atau vaksinasi covid-19.

Lionel BONAVENTURE / AFP
Foto yang diambil pada 7 Oktober 2020 ini menunjukkan jarum suntik pada ilustrasi yang mewakili Covid-19 (novel coronavirus), di Toulouse, Prancis barat daya. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar Imunisasi dr. Jane Jane Soepardi, MPH, sudah sejak lama program imunisasi di Indonesia, telah berhasil mencegah penyakit menular, seperti campak, difteri, dan pneumonia, serta lainnya.

Dengan lahirnya vaksin, penyakit-penyakit menular berbahaya tersebut sudah hilang, walaupun masyarakat sering tidak menyadarinya.

"Jadi masyarakat kita harus terus-menerus diberi pengetahuan tentang penyakit apa saja yang berhasil dicegah dengan imunisasi. Jangan sampai nanti lupa lalu menghindari vaksin sehingga muncul kembali penyakit-penyakit lama”, ujarnya dalam diskusi virtual, Senin (23/11/2020).

Ia memaparkan, dalam merancang kampanye imunisasi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.

Pertama harus punya vaksinnya terlebih dahulu. Vaksin pun bukan sembarang merek.

Jadi prinsip Indonesia adalah vaksin yang digunakan nanti sudah terdaftar di WHO.

Baca juga: Vaksin Oxford-AstraZeneca Diklaim Efektif dan Lebih Murah

Baca juga: Ketua Satgas Imunisasi IDAI: Vaksin Harus Perhatikan Aspek Keamanan, Khasiat dan Mutu

Kedua yang perlu dipersiapkan adalah alat penyimpanannya, agar tidak cepat rusak.

Ketiga adalah penentuan lokasi imunisasinya, biasanya menggunakan satu lokasi tertentu agar masyarakat mudah mengaksesnya.

"Lalu yang juga penting lainnya adalah orang yang akan diimunisasi. Kalau bisa sudah ada daftar nama yang dipegang petugas. Kemudian tambahannya adalah relawan yang membantu lalu lintas di lokasi nantinya”, terang dr. Jane.

Dukungan penyuluhan dan sosialisasi telah terencana matang.

1.620 Relawan Tuntas Mendapatkan Suntikan Pertama, Tak Rasakan Efek Samping Serius Vaksin Covid-19
1.620 Relawan Tuntas Mendapatkan Suntikan Pertama, Tak Rasakan Efek Samping Serius Vaksin Covid-19 (istimewa/dok bpom)

Dengan begitu nantinya yang akan datang ke lokasi imunisasi sudah siap dan mendapat informasi yang cukup mengenai program tersebut.

Kemudian nantinya pelaksana program imunisasi ini harus profesional di bidangnya.

“Di setiap kali kampanye selalu ada masalah yang baru. Kalau tidak memiliki pengalaman sebelumnya akan gawat. Jadi penting sekali untuk imunisasi yang akan datang, jangan sampai orang yang tidak mengerti sama sekali dalam hal kampanye imunisasi ini diberi tugas dan tanggung jawab”, ujar dr. Jane.

Di Indonesia kader-kader imunisasi di setiap desa sudah ada dan berpengalaman melakukan pelayanan imunisasi.

“Jadi kader-kader imunisasi ini harus dipakai, boleh ditambah dari unsur pramuka, karang taruna, dan petugas siskamling”, ungkapnya.

dr. Jane mengatakan, masyarakat harus mengetahui vaksin jauh berbeda dengan obat. Karena vaksin akan diberikan kepada orang sehat.

"Oleh sebab itu syarat vaksin dibuat sangat ketat. Jadi lebih baik jangan sampai tertular Covid-19, dan kalau kita beruntung mendapat imunisasinya, jangan ditolak, justru bersyukur kalau mendapat vaksin COVID-19," ungkap dia.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro menjelaskan, angka rasio pemulihan (recovery rate) kasus positif Covid-19 di Indonesia meningkat dari minggu lalu di angka 83,92% menjadi lebih dari 84% pada minggu ini.

Selain itu telah lebih dari 3,5 juta penduduk Indonesia yang diuji PCR (swab) dengan hasilnya, rasio positif Covid-19 hanya mencapai 14%, atau lebih banyak negatif Covid-19 daripada yang positif.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mencanangkan memperkuat pelacakan kontak (tracing) dengan target rasio 1:30, yang artinya dari satu pasien positif, maka 30 kontak terdekat pasien akan dilacak.

“Upaya lain yang tengah dilakukan pemerintah untuk menekan penularan COVID-19 adalah mewujudkan program vaksin untuk rakyat. Untuk ini, pemerintah tengah mempersiapkan vaksin dan tata laksana imunisasinya nanti. Kemenkes juga telah melatih lebih dari 8.600 vaksinator dari 23.000 vaksinator yang rencananya akan disiapkan untuk mendukung kampanye imunisasi nanti”, terang dr. Reisa

Meskipun vaksin akan datang, kita harus tetap disiplin menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman).

Mari kita praktikan 3M tersebut sebagai satu-kesatuan karena 3M ini satu paket. Terakhir, jangan takut diimunisasi ya”, tutup dr. Reisa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved