Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Epidemiolog: Belum Ada Fakta Ilmiah Dalam Jurnal Vaksin Covid-19 Telah Selesai Uji Klinik Fase III

Sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang dilaporkan telah selesai melalui uji klinik fase III.

Editor: Adi Suhendi
Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP
Ilustrasi vaksin Covid-19. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang dilaporkan telah selesai melalui uji klinik fase III.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum menyatakan ada vaksin yang aman dan efektif dalam penanganan Covid-19.

"Berdasarkan fakta ilmiah yang dimuat di jurnal ilmiah termasuk dari Cina yang juga belum ada dimuat di jurnal itu tentang fase 3. Yang ada baru sampai fase 2," kata dia dalam talkshow yang digelar virtual, Rabu (20/10/2020).

Baca juga: BKKP Gencar Sosialisasi Prokes Covid-19 dan Bagikan Wastafel di Indramayu

Ia juga menerangkan, bahwa dalam publikasi ilmiah manapun belum ada yang mengungkapkan bukti terkait menggunakan vaksin dalam emergency use authorization (EUA) bisa dijadikan rujukan penggunaan Covid-19 yang belum uji fase III.

"Walaupun mereka (China) sudah menggunakan vaksin ini dalam mekanisme penggunaan darurat sejak Juli lalu, tapi belum ada bukti atau laporan ilmiah yang bisa menjadi rujukan. Kalau ada rujukan maka bisa negara lain bisa menggunakan vaksin tersebut dalam EUA," kata dia.

Baca juga: 3 Hari Berturut-turut, Angka Kematian Covid-19 di Indonesia Terus Naik

Kriteria Penggunaan Vaksin dalam emergency use authorization (EUA)

Dicky menegaskan, suatu negara yang ingin menggunakan vaksin dalam emergency use authorization (EUA), perlu memenuhi kriteria sebagai berikut.

Pertama, pandemi endemi yang menyebabkan kematian dan juga kesakitan.

Baca juga: Dokter Kesehatan Jiwa : Beri Dukungan agar Pasien Covid-19 Tak Dapat Stigma Negatif

Kedua, bukti ilmiah yang tersedia yang ada sampai saat sebelum memutuskan EUA itu lalu hasil dari uji klinik fase 3 yang double blind itu sudah bisa memberikan semacam informasi yang terpercaya.

"Bahwa vaksin ini aman. Ini kriteria kedua belum ada, termasuk yang dari China. Badan POM yang sedang dicari di Tiongkok yang mudah-mudahan mereka mendapat informasi itu," terangnya.

Ketiga, belum ada cukup bukti ilmiah manfaat lebih besar dari potensi risiko efek samping.

Keempat, bisa digunakan EUA kalau tidak ada strategi atau pilihan program lain yang bisa digunakan untuk meredam mengendalikan pandemi.

"Faktanya, kita masih punya 3M dan 3T," ujar dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved