Virus Corona
Hati-Hati, Penderita Obesitas Rentan Terpapar Covid-19
Di tengah pandemi Covid-19 ini, menjaga kesehatan menjadi hal penting termasuk menerapkan protokol kesehatan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19 ini, menjaga kesehatan menjadi hal penting termasuk menerapkan protokol kesehatan.
Masalah berat badan pun perlu dijaga agar tak berlebih atau mengalami obesitas.
Menurut Ikatan Apoteker Indoneska (IAI), obesitas dapat menurunkan sistem imunitas tubuh.
"Orang dengan obesitas mengalami sindrom metabolik yang mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi termasuk dari Covid-19," kata Wakil Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis PP Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof Dr Kerry Lestari Dandan, dalam dialog publik di Youtube BNPB, Selasa (29/9/2020).
Baca: Cegah Covid-19, Pengelola Kawasan Industri Siapkan Layanan Penyemprotan Desinfektan
Kerry mengatakan sindrom metabolik awalnya obesitas, lantas akan terjadi resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, dan terjadilah diabetes.
Hal yang sama dikatakan dr Gaga Irawa selaku dokter Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Dia menyebut kondisi obesitas jadi faktor risiko tertinggi kedua seseorng tertular Covid-19.
"Dan juga memperberat kondisi kesehatan bila sudah terpapar," katanya.
Baca: Dampak Covid-19, PHRI: 200.000 Pegawai Restoran yang Bekerja di Mal Dirumahkan
Dia mengambil contoh bagaimana obesitas jadi salah satu penyebab banyaknya kasus positif Covid-19 yang terjadi di Amerika Serikat.
"Peningkatan kasus Covid-19 di New York dikarenakan 42 persen kasus terjadi pada orang dengan obesitas," ucapnya
Dia mengatakan hal tersebut karena dalam tubuh orang dengan obesitas, terdapat lebih banyak lemak.
"Ini menjadi tempat menempelnya reseptor dari virus dan virus pembawa Covid-19 lebih leluasa untuk masuk ke dalam tubuh orang dengan obesitas," katanya.
"Sehingga, ketika orang obesitas terpapar Covid-19 dan kesulitan bernapas, dia akan lebih sulit lagi untuk bernapas karena jantungnya terhimpit oleh lemak dari depan, belakang, kanan, da kirinya," ujarnya.
Tips Mencegah Penularan Corona Melalui Udara di Ruang Tertutup
dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan, terdapat 6 cara untuk mencegah risiko penularan Covid-19 melalui udara di ruang tertutup.
Reisa menjelaskan, berdasarkan pernyataan resmi WHO pada 9 Juli 2020, transmisi atau penularan Virus Corona terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplet.
Penularan terjadi baik secara langsung, tidak langsung, ataupun kontak dekat.
Sementara itu, transmisi melalui udara juga dapat terjadi pada tindakan yang menghasilkan aerosol.
Baca: Update Persebaran Corona di 34 Provinsi, DKI Jakarta Ada 1.171 Kasus Positif Baru
"Transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol, seperti di fasilitas kesehatan, yakni melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resustasi jantung, dan kegiatan serupa lainnya," terang Reisa, Selasa (14/7/2020) sore.
Selain itu, Reisa menambahkan, Covid-19 juga dapat menular di udara melalui percikan air liur atau droplet yang dikeluarkan ketika seseorang batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi.

Reisa menyampaikan, WHO mendefinisikan penularan Covid-19 melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat melayang di udara," jelas Reisa.
Ia menjelaskan, aerosol memiliki ukuran yang lebih kecil dari droplet.
"Droplet adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer, sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer, dan airbone adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh," terangnya.
Lebih lanjut, Reisa menyampaikan 6 cara mengantisipasi peredaran udara di ruang tertutup ber-AC untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Berikut 6 cara mencegah risiko penularan Covid-19 di ruang tertutup:
1. Perhatikan ventilasi atau sirkulasi udara di dalam ruangan.
2. Pastikan menjaga jarak di dalam ruangan dan hindari ruangan yang terlalu banyak orang
3. Selalu pakai masker selama masih berada di luar rumah atau di tempat umum, termasuk di ruangan kantor
4. Hindari memegang permukaan benda yang kotor dan digunakan bersama dengan orang lain.
5. Bersihkan permukaan benda di sekitar ruangan dengan cairan disinfektan secara teratur.
6. Gunakan masker di luar rumah secara benar
Cara keenam ini merupakan tips tambahan dari dr Reisa.
Dalam memakai masker, Reisa meminta masyarakat untuk memastikan hal berikut:
- Pastikan tidak memegang bagian luar masker
- Pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker
- Tidak menurunkan masker ke dagu
- Ganti masker setiap 4 jam sekali atau apabila basah dan lembab.