Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Minta Isolasi Pasien Covid-19 Tak Dimaknai Berlebihan, Achmad Yurianto: Itu Bukan Dikucilkan

Permintaan Yuri ini untuk menghindarkan stigmatisasi terhadap orang-orang yang diisolasi akibat Covid-19.

Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto meminta isolasi pasien Covid-19 tidak dimaknai berlebihan. 

Menurutnya isolasi tidak sama dengan mengucilkan mereka yang terinfeksi virus Covid-19.

Hal ini disampaikan Yuri secara daring saat berbicara dalam acara peluncuran TribunKaltara.com, Jumat (18/9/2020) malam.

Baca: Data Terbaru Klaster Perkantoran di Jakarta, Kantor Kemenkes Terbanyak, 252 Kasus Positif Covid-19

"Jangan berlebihan memaknai isolasi. Isolasi tidak perlu dimaknai sebagai pengucilan. Orang yang diisolasi itu tidak sama dengan orang yang dikucilkan," ujar Yuri.

Permintaan Yuri ini untuk menghindarkan stigmatisasi terhadap orang-orang yang diisolasi akibat Covid-19.

"Dikucilkan dalam makna isolasi berarti dikucilkan dari kemungkinan dia (pasien Covid-19) menyebarkan problem kepada orang lain. Artinya orang ini harus menggunakan masker apapun alasannya," tegas Yuri.

Baca: BREAKING NEWS:Ketua KPU RI Arief Budiman Positif Covid-19, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah

Sejauh ini, pasien Covid-19 yang diisolasi baru diberikan perawatan atau treatment.

Obat definitif yang digunakan dunia untuk para pasien Covid-19 saat ini belum ada. 

"Namun data pasien Covid-19 yang sembuh dari infeksi sudah sangat banyak," pungkas Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan